SUNGGUH AMAT MULIANYA ORANG YANG MENUNTUT ILMU


Maha suci Allah yang membentangkan segala keluhuran di muka bumi, yang memberikan ni’mat-ni’mat yang amat berharga bagi kita, yang setiap hembusan nafas kita lebih berharga dari alam semesta dan seisinya, dan Dia lah Allah maha pemberi keluhuran disetiap waktu dan saat pada hambanya yg beriman maupun tidak….
semoga kita dilimpahkan anugrah tertinggi dunia Akhirah oleh Allah Subhanahu WaTa’ala….
AMIN ALLAHUMA AMIN……
” SUNGGUH AMAT MULIANYA ORANG YANG MENUNTUT ILMU”;
  • Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11)
  • Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
  • Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami)
  • Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim).
  • “Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(Bukhari)
  • Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi)
  • Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
  • Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan yang mengajarkannya (HR bukhari )
  • Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
  • Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama (Sahih Ibnu Majah)
  • Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)
  • Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya.(Bukhari)
  • Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
  • Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan ,”Alif,lam,mim” satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf , dan mim satu huruf,(HR Bukhori)
  • Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)
  • Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (Bukhari)
  • Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
  • Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
  • Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
  • Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
  • Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)
  • Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
  • “Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”

SERATUS ENAM PULUH KEBIASAAN NABI MUHAMMAD SAW.




I. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW SEKITAR SHALAT
  1. Selalu shalat sunnah fajar
  2. Meringankan shalat sunnah fajar
  3. Membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah fajar)
  4. Berbaring sejenak setelah shalat sunnah fajar
  5. Mengerjakan shalat sunnah di rumah
  6. Selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur
  7. Mengganti dengan empat rakaat setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya
  8. Shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum ashar
  9. Shalat sunnah dua rakaat sesudah maghrib
  10. Shalat sunnah setelah Isya’
  11. Mengakhirkan shalat Isya’
  12. Memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan rakaat kedua
  13. Selalu shalat malam (waktu shalat malam Rasulullah saw)
  14. Menggosok gigi apabila bangun malam
  15. Membuka shalat malam dengan 2 rakat ringan
  16. Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)
  17. Memanjangkan shalat malamnya
  18. Membaca surat Al-A’la, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat witir
  19. Mengganti shalat malam di siang hari jika berhalangan
  20. Shalat dhuha empat rakaat
  21. Tetap duduk hingga matahari bersinar setelah shalat subuh
  22. Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat jama’ah
  23. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, akan ruku’ dan bangun dari ruku’
  24. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
  25. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud
  26. Merenggangkan kedua tangan ketika sujud hingga tampak ketiaknya yang putih
  27. Memberi isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk
  28. Meringankan tasyahhud pertama
  29. Meringankan shalat jika berjama’ah
  30. Menghadap ke arah kanan makmum selesai shalat jama’ah
  31. Bersegera ke masjid begitu masuk waktu shalat
  32. Selalu memperbarui wudhu setiap kali akan shalat
  33. Tidak menshalatkan jenazah yang masih berhutang
  34. Menancapkan tombak sebagai pembatas jika shlaat di tanah lapang
  35. Mengajari shalat kepada orang yang baru masuk Islam
II. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI HARI JUM’AT DAN DUA HARI RAYA
  1. Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam shalat subuh di hari Jum’at
  2. Memotong kuku dan kumis setiap hari Jum’at
  3. Mandi pada hari Jum’at
  4. Memakai pakaian terbaik untuk shalat jum’at
  5. Memendekkan khutbah Jum’at dan memanjangkan shalat
  6. Serius dalam khutbahnya dan tidak bergurau
  7. Duduk di antara dua khutbah Jum’at
  8. Membaca surat Al-A’la dan Al-Ghasyiyah dalam shalat Jum’at
  9. Shalat sunnah setelah jum’at
  10. Tidak langsung shalat sunnah setelah Jum’at
  11. Mandi sebelum berangkat shalat Id
  12. Memakai pakaian teraik ketika shalat Id
  13. Makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri
  14. Baru makan sepulang dari melaksanakan shalat Idul Adha
  15. Shalat Id di tanah lapang
  16. Mengajak semua keluarganya ke tempat shalat Id
  17. Memperlambat pelaksanaan shalat Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat Idul Adha
  18. Langsung shalat Id tanpa Adzan dan Iqomah
  19. Dua kali khutbah dengan diselingi duduk
  20. Pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda
  21. Berjalan kaki menuju tempat shalat Id
  22. Membaca surat Qaaf dan Al-Qamar dalam shalat Id
  23. Menyembelih hewan kurban di tempat pelaksanaan shalat Id
III. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MASALAH PUASA
  1. Puasa dan berbuka secara seimbang
  2. Berbuka puasa sebelum shalat maghrib
  3. Berbuka dengan korma
  4. Tetap puasa meskipun bangun dalam keadaan junub
  5. Berpuasa jika tidak mendapatkan makanan di pagi hari
  6. Membatalkan puasa sunnah jika memang ingin makan
  7. Banyak puasa di bulan sya’ban
  8. Puasa enam hari syawal
  9. Puasa hari Arafah
  10. Puasa Asyura atau sepuluh muharam
  11. Puasa hari senin dan kami
  12. Puasa tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan
  13. Mencium istri di siang hari
IV. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DI BULAN RAMADHAN
  1. Memperbanyak sedekah
  2. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
  3. Mengakhirkan waktu sahur
  4. Puasa wishal
  5. Memperbanyak shalat malam (menghidupkan malam ramadhan)
  6. I’tikaf
  7. Menghidupkan sepuluh malam terakhir dan membangunkan keluarganya
  8. Menyuruh para sahabat agar bersungguh-sungguh mencari lailatul qadar
V. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM MAKAN DAN MINUM
  1. Tidak pernah mencela makanan
  2. Tidak makan sambil bersandar
  3. Makan dan minum dengan tangan kanan
  4. Makan dengan tiga jari
  5. Menjilati jari-jemari dan tempat makan selesai makan
  6. Mengambil nafas tiga kali ketika minum
  7. Minum dengan duduk dan berdiri
  8. Mulai makan dari pinggir tempat makan
  9. Berdo’a sebelum dan sesudah makan
  10. Tidak pernah kenyang dua hari berturut-turut
  11. Tidak pernah makan di depan meja makan
VI. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM TIDURNYA
  1. Tidur dalam keadaan suci
  2. Tidur di atas bahu sebelah kanan
  3. Meletakkan tangan di bawah pipi
  4. Meniup kedua tangan dan membaca do’a lalu mengusapkannya ke badan
  5. Tidak suka tidur sebelum Isya’
  6. Tidur pada awal malam dan bangun di sepertiga akhir
  7. Berwudlu dulu jika akan tidur dalam keadaan junub
  8. Berdo’a sebelum dan setelah bangun tidur
  9. Membaca do’a jika terjaga dari tidur
  10. Tidur matanya namun tidak tidur hatinya
  11. Menyilangkan kaki jika tidur di masjid
  12. Tidur hanya beralaskan tikar
  13. Tidak menyukai tidur tengkurap
VII. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM BEPERGIAN
  1. Berlindung kepada Allah dari beban perjalanan jika hendak bepergian
  2. Sengang bepergian pada hari kamis
  3. Senang pergi pada pagi hari
  4. Menyempatkan tidur dalam perjalanan di malam hari
  5. Melindungi diri atau menjauh jika buang haajt
  6. Berada di barisan belakang saat bepergian
  7. Bertakbir tiga kali ketika telah berada di atas kendaraan
  8. Bertakbir saat jalanan naik dan bertasbih saat jalanan menurun
  9. Berdo’a jika tiba waktu malam
  10. Berdo’a jika melihat fajar dalam perjalanan
  11. Berdo’a ketika kembali dari bepergian
  12. Mendatangi masjid terlebih dahulu saat baru tiba dan shalat dua raka’at
  13. Mengundi istri-istrinya jika bepergian
  14. Shalat di atas kendaraan
  15. Menghadap ke arah kiblat terlebih dahulu jika shalat di atas kendaraan
  16. Mendo’akan orang yang ditinggal pergi
  17. Mendo’akan orang yang akan bepergian
  18. Memberi bagian tersendiri kepada orang yang diutus pergi
VIII. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW DALAM DZIKIR DAN DO’ANYA
  1. Senang berdoa dengan do’a yang ringkas
  2. Membaca istighfar tiga kali dan berdzikir selepas shalat
  3. Membaca istighfar tujuh puluh kali hingga seratus kali setiap hari
  4. Membaca shalat dan salam atas dirinya jika masuk dan keluar dai masjid
  5. Membaca do’a di pagi dan sore hari
  6. Membaca do’a di akhir majlis
  7. Membaca do’a saat keluar rumah
  8. Berdo’a jika masuk dan keluar kamar kecil
  9. Berdoa jika memakai pakaian baru
  10. Berdo’a jika merasa sakit
  11. Berdo’a jika melihat bulna
  12. Memanjatkan do’a di saat sulit
  13. Berdo’a jiika takut pada suatu kaum adan saat bertemu musuh
  14. Berdo’a jika bertiup angin kencang
IX. PERNIK-PERNIK KEBIASAAN NABI SAW
  1. Selalu mengingat Allah di setiap waktu
  2. Mengulangi perkataan hingga tiga kali dan bicara dengan suara yang jelas
  3. Selalu mendahulukan yang kanan
  4. Menutup mulut dan merendahkan suara apabial bersin
  5. Tidak menolak jika diberi minyak wangi
  6. Tidak pernah menolak hadiah
  7. Selalu memilih yang lebih mudah
  8. Bersujud syukur jika mendapat kabar gembira
  9. Bersujud tilawah jika membaca ayat sajdah
  10. Tidak datang ke rumah pada wkatu malam melainkan pada pagi dan sore hari
  11. Tidak suka berbincang-bincang setelah Isya’
  12. Tidak senang menyimpan harta dan selalu memberi jika ada yang meminta
  13. Mengulang salam hingga tiga kali
  14. Turut mengerjakan pekerjaan rumah
  15. Pergi ke masjid Quba setiap sabtu
  16. Sangat marah jika hukum Allah dilanggar namun tidak marah jika dirinya disakiti
  17. Berubah warna mukanya jika tidak menyukai sesuatu
  18. Memilih waktu yang tepat dalam menasehati
  19. Tidak bohong dalam bergurau
  20. Berdiri apabila melihat iringan jenazah
  21. Baru mengangkat pakaian jika telah dekat dengan tanah saat buang hajat
  22. Buang air kecil dengan jongkok
  23. Bermusyawarah jika membicarakan suatu masalah yang penting
  24. Menyuruh istrinya agar memakai kain jika ingin menggaulinya dalam keadaan haidh
(Akaha, Abduh Zulfidar, 160 Kebiasaan Nabi saw, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta Timur, cetakan I, 2002)

Cara Praktis Berhenti Melakukan Onani



Tips Kesehatan, Jakarta - Terlepas dari sikap kita masing-masing terhadap onani dan alasan yang mendasarinya, tentunya kita setuju bahwa “segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”. Nah, Jika di antara kita ada yang rajin beronani ria dan ingin mengendalikannya (dengan alasan apapun), berikut ini ada sejumlah hal yang bisa dilirik sebagai langkah-langkah untuk mengurangi (kalau bisa, menghilangkan) kebiasaan onani.

Tertarik? Coba kita lihat : Niat, tujuan, target dan strategi serta waktu evaluasi kemajuan mesti ditetapkan sejak awal. Juga, siapkan hadiah dan hukuman sebagai imbalan. Contohnya, sewalah film kesukaan. Jika berhasil memenuhi target, tontonlah; Jika gagal, kembalikan saja; Punya diary? Nggak ada salahnya untuk melihat catatan kegiatan “O” itu, misalnya berapa kali sehari / seminggu, pada jam berapa saja dilakukan, kejadian apa yang mengiringinya, dimana dan pada suasana apa saja onani dilakukan.

Ngapain pakai lihat catatan segala? Untuk bikin kalender pencapaian target, tentunya; Susunlah sebuah daftar berjudul “Aktivitas yang Kusukai”. Kemudian tuliskan “Onani” (dan aktivitas lain yang berkaitan dengan seks) pada nomor satu, kemudian aktivitas nomor dua, tiga, dan seterusnya. Syaratnya, haruslah aktivitas yang bisa kita lakukan, menyenangkan, dan positif; Biasanya onani dilakukan di pagi hari dan menjelang tidur pada malam hari. Nah, silakan beronani kecuali di waktu-waktu tersebut; Jika langkah 4) berhasil, coba langkah selanjutnya: Biasanya onani dilakukan pada saat kita menghadapi suatu masalah, dan kita butuh “rekreasi” sejenak untuk melupakannya.

Nah, pilihlah sebuah aktivitas dari daftar untuk dilakukan pada saat kita ingin beronani saat menghadapi masalah; Onani juga sering dilakukan pada saat tidak ada orang di sekitar kita untuk diajak komunikasi. Nah, usahakan untuk selalu berada di tengah-tengah orang lain; Onani juga biasanya dilakukan setelah melihat sesuatu yang syuuur. Nah, kurangi konsumsi menu “sjurasic” itu kalau memang pingin mengurangi onani. Cara lain, pakailah karet gelang di tangan. Jika lewat sebuah “pemandangan yang indah”, kita bisa menjepret lengan kita untuk mengalihkan perhatian; Onani juga menjadi pilihan pada waktu tidak bisa tidur atau terjaga di tengah waktu tidur.

Nah, kita bisa pilih: Berusaha kembali tidur atau tetap bangun. Jika pingin tidur lagi, pilih aktivitas yang menimbulkan kantuk. Jika ingin tetap terjaga, lakukan aktivitas yang disukai dan menuntut konsentrasi (misalnya, main game) atau lebih baik mandi keramas. Bagi yang muslim bisa dilanjutkan dengan shalat tahajud; Olahraga bisa meningkatkan vitalitas, sehingga dorongan seksual juga meningkat. Tapi, olahraga juga menghabiskan tenaga yang sedianya digunakan untuk onani. Jadi, tetaplah berolahraga dan hindarilah hal-hal yang mendorong untuk onani; Onani sering jadi kelanjutan dari ngelamun jorok.

Nah, selain teknik karet gelang di atas, selalu sibukkan dirimu dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Misalnya, jika PR untuk hari ini sudah dikerjakan, lanjutkan dengan PR untuk besok, atau koreksi lagi untuk meningkatkan kualitas PR-mu; Cobalah untuk menantang dorongan onani. Jika biasanya kita “menyerah” setelah 1 minggu, lain kali coba untuk durasi dua minggu. Ada beberapa “senjata” yang bisa kita gunakan untuk melawan dorongan onani, misalnya meditasi, doa, wacana diri, dll; Setelah periode waktu tertentu (misalnya satu bulan), evaluasi keberhasilan program. Temukan dan perbaiki kegagalan program.

Nah, selamat mencoba dan semoga berhasil.

Detik Kewafatan Rasullullah SAW

Detik Kewafatan Rasullullah SAW

Dari Ibnu Mas'ud ra bahwa ia berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah ra. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:

"Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah." Allah berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal baginda ya Rasulullah? Baginda menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyi la' la." Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: Salah seorang ahli bait. Kami bertanya: "Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?" Baginda menjawab: "Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah." Kami bertanya: "Siapakah yang mensolatkan baginda di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Senin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir. Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah ra. selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW, kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Fatimah menjawab: "Rasulullah dalam keadaan sakit?" Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda: "Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam solat." Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata: "Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?" Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar ra. agar beliau menjadi imam dalam solat tersebut. Ketika Abu Bakar ra. melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pingsan.

Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi ribut sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya: "Wahai Fatimah, suara apakah yang ribut itu? Fatimah rha. menjawab: "Orang-orang menjadi ribut dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan ibnu Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda solat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:

"Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

Malaikat Maut Datang Bertamu Pada hari esoknya, yaitu pada hari Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja. Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa.

Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata: "Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!"

Fatimah rha berkata kepada tamunya itu: "Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi: "Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?" Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah: "Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab: "Seorang lelaki memanggil ayah, saya katakan kepadanya bahwa ayahanda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kamu siapakah dia?"Fatimah menjawab: "Tidak wahai baginda." Lalu Rasulullah SAW menjelaskan: "Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Masuklah, Wahai Malaikat Maut. Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan `Assalamualaika ya Rasulullah." Rasulullah SAW pun menjawab: Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?" Malaikat Maut menjawab: "Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang. Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril? "Saya tinggal ia di langit dunia?" Jawab Malaikat Maut.

Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW.Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat? Jibril menjawab: Ya, Wahai kekasih Allah." Seterusnya Rasulullah SAW bersabda: "Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya? Jibril pun menjawab: "bahwa pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu." Baginda SAW bersabda: "Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku? Jibril menjawab lagi: bahwa pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu." Baginda SAW bersabda lagi: "Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku? Jibril menjawab: Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti." Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku.

Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?" Jibril as bertanya: "Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab: "Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?" Jibril menjawab: "Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu." Maka berkatalah Rasulullah SAW: "Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.

Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku?" Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW. Ali ra bertanya: "Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga. Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah. Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut." Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku? Jibril menjawab: Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW. Kesedihan Sahabat Berkata Anas ra: "Ketika aku melalui depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar dari singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa'ir."

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons