Ideologi yang Terkikis

Brat, lo tau kagak, gua kuliah dimana atau fakultas apa?

Kuliatu Ath Thiib wa Al 'Uluumu Ash Shiihah

Medicine and Health Science Faculty

Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan

Kerenkan?

Hebatkan?

Gile kan?

----------------------
Ya.
Memang gila.


Kawan, kita telah mengetahui masalah yang satu ini.
Biaya kuliah itu mahal. Apalagi, yang namanya kedokteran.

Kawan, ingatkah ketika kita masih duduk di bangku SD, kita ditanya tentang cita2 kita?
Kita menjawab bermacam-macam; ada yang iingin menjadi presiden, guru, polisi, dokter, angkutan udara aka pilot, pengusaha, aktor, pemulung, pedagang loak, copet, pembunuh, mafia, bajak laut, bajak sawah, bajakan, dsb.

Bukankah "profesi" yang kita sebutkan itu profesi yang mulia(kecuali copet, pembunuh, mafia, bajak laut, dan bajakan, serta profesi seordonya)?

Ketika ditanya kembali, kenapa ingin mejadi *profesi*?

jawabanpun bermacam-macam tapi satu.

Ingin megurus negara ini biar pada baik-baik.

Ingin menangkap penjahat dan menegakkan keadilan.

Ingin mendidik anak2 seperti Ibu/Bapak

Ingin menyelamatkan orang-orang sakit.

Ingin mengantar orang2 naik pesawat.

Ingin membersihkan daerah sekitar.

Ingin menjadi kaya seperti ayah saya.

Dan jawaban indah lainnya yang membuat kita tersenyum mengingat hal itu.
Hal-hal yang bertujuan untuk menolong oranglain.


Namun, ketika kita menjalani masa perkuliahan yang biayanya mahal itu, Ideologi yang dulu ditanamkan itu terkikis.
Apalagi ketika menjadi *profesi* itu. Mungkin lenyaplah sudah.

"Rahasia umum" yang tidak bisa dipungkiri lagi.

--------
Kawan, apa aku hanya bermimpi?
Memimpikan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur ?
Negeri ini sungguh lucu.

di film "Lucunya Negeri Ini", kenapa pencopet itu mencopet?
Sang ketua copetpun menjawab, "untuk ngasih makan mereka(anak2 jalanan yang tak punya orangtua)."

Sedangkan apa yang terjadi dengan para *profesi* yang dianggap mulia itu?

Bila kita lihat realita, ketika di jalan raya tanggal muda atau tanggal tua, apa yang terjadi?

Bagaimana para "tikus" diperlakukan dibanding pencuri semangka?

Ketika di depan meja hiaju, apa yang terjadi?

Banyak desa dengan masyarakat yang sakit di sana. Siapa yang mengobati?


Sedangkan *profesi* yang menjadi diskriminan itu menjawab dengan jawaban yang memukau.

Mereka menafkahi anak-anak yatim-piatu!

------------------------------

Adakah di negeri ini orang-orang yang Istiqomah dalam Ideologi mulia ini?

...
...
...
...
...
...
...
...
...

ADA!
Di negeri ini ada orang yang istiqomah!

Para penggerak bangsa, para generasi muda, para penyandang MAHAsiswa.
Kawan, BERGERAKLAH!
Lihatlah negeri kita!
Siapkah kau campur tangan?

Ayo turun ke jalan!
BUKAN untuk KERUSUHAN!
Tapi untuk HAK-HAK MASYARAKAT kita!

Ayo turun ke desa!
BUKAN untuk LIBURAN semata!
Tapi untuk PEMBANGUNAN NEGERI kita!

------------------

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
1. Pembelajaran
2. Penelitian dan Pengembangan
3. Penerapan pada Mayarakat

PENERAPAN PADA MASYARAKAT!

--------------------

Kepada para mahasiswa yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan
kepada para pewaris peradaban yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia

Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
untuk negeri tercinta

Totalitas Perjuangan - Ghirotul Fata


Katakan hitam adalah hitam
Katakan putih adalah putih
Untuk kebenaran dan keadilan
Menjunjung totalitas perjuangan

Seluruh rakyat dan Mahasiswa
Bersatu padu bergerak bersama
Berbekal moral intelektual
Selamatkan Indonesia tercinta

Hitam Putih - Ghirotul Fata

Urgensi Ukhuwah

Assalamu'alaikum wr. wb.

kembali lagi dalam acara curat-coret carut marut dengan saya...yeeee...
untuk tulisan kali ini, saya terinspirasi dari pengalaman yang luar biasa. banget banget lah pokoknyamah.
satu lagi, murobbi saya nih yang ga kalah keren sampai bisa nulis kaya gini

let the story begin

diawali dari lagu backsound film up yang judulnya married life, sore itu terasa indah seperti biasanya.
sahabat-sahabat menghabiskan waktu dengan diskusi. main bola, tibra (tilawah bersama), dan kegiatan lainnya.
waktu berbuka hampir dekat, semua sibuk dengan persiapan masing-masing persiapan, ada yang mau berangkat bukber di luar, ada yang nyanyi-nyanyi lagu ebiet g ade, manjat pohon, sampai nyiapin bukaan.

masjid sudah mengeluarkan seruannya, waktu berbukapun tiba, para sahabat akhi ukhti berebut mencapai keran demi air wudlu, tapi kenapa, selalu mempersilahkan orang terlebih dahulu?
waktu shalat sudah lewat, sekarang waktunya makan bersama.
tapi kenapa? semuanya saling mempersilakan untuk makan,
padahal rasa lapar tak tertahankan.
walaupun hati terasa berat, walaupun fisik terasa penat,
tapi kenapa tetap memaksakan mempersilakan orang lain terlebih dahulu?

sekarang aku tahu. kenapa itu terjadi waktu itu,
inilah indahnya ukhuwah islamiyah. tingkat tertinggi suatu kekerabatan,itsar.

apa itu itsar? mendahulukan kepentingan orang lain. kenapa harus orang lain?padahal diri tak sanggup lagi, menahan tangis di hati.

dalam hati, penuh rasa bersalah meski tak ada yang terjadi.
padahal, kehadirannya sangatlah berarti.
atau bahkan, kehadirannya sudah cukupuntuk menghilangkan risau dalam hati.

Tingkatan tertinggi dari ukhuwah, yang diawali dari saling ta'aruf, hingga akhirnya saling pengertian dan toleran.
mempersilakan orang terlebih dahulu. rasa kekerabatan dan kekeluargaan yang sangat sulit ditemukan di zaman sekarang.

ya kalau tingkatan tertinggi ukhuwah itu sudah tercapai semua insan.
mungkin saja tidak ada kemacetan, mungkin saja tidak ada tawuran, mungkin juga tidak akan ada permusuhan.
bahkan, mungkin saja orang-orang saling mempersilakan untuk menuju tempat tujuan terlebih dahulu dijalanan.

tapi yang pasti, Ukhuwah itu Indah kawan.
tidak perlu memikirkan kejelekan orang lain,
tidak perlu memikirkan kebaikan diri sendiri,
tidak perlu meninggikan suara dan nada-nada,
tidak perlu emosi dan saling memaksa,
tidak perlu resah karena prasangka,
yang kita perlukan adalah rasa bahagia bersama sebagai satu keluarga

- Bandung, 03 Agustus 2012
- Bandung, 14 Ramadhan 1433 H

oleh M. fadlan furqan

dibalik lagu sandaran hati By Letto


coba renungkan.... :)
yakinkah ku berdiri di hempa tanpa tepi
bolehkah aku mendengarMu


terkubur dalam emosi tanpa bisa bersembunyi
aku dan nafasku merindukanMu

terpuruk ku di sini terangi dia yang sepi
dan ku tahu pasti Kau menemani

dalam hidupku kesendirianku

teringat ku teringat pada janjiMu ku terikat
hanya sekejap ku berdiri kulakukan sepenuh hati
peduli ku peduli siang dan malam yang berganti
pedihku ini tak ada arti jika Kaulah sandaran hati Kaulah sandaran hati sandaran hati

inikah yang Kau mau benarkah ini jalanMu
hanyalah Engkau yang ku tuju
pegang erat tanganku bimbing langkah kakiku
aku hilang arah tanpa hadirMu dalam gelapnya malam hariku


Pidato Bung Tomo...!!!

Bismillahirrohmanirrohim.. MERDEKA!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara jepang mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera puitih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di surabaya ini di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana
hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara dengan mendatangkan presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya
Saudara-saudara kita semuanya kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara inggris itu dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini dengarkanlah ini tentara inggris ini jawaban kita ini jawaban rakyat Surabaya ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian
hai tentara inggris kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita: selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting! tetapi saya peringatkan sekali lagi jangan mulai menembak baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka
Dan untuk kita saudara-saudara lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar percayalah saudara-saudara Tuhan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!!


puisi : oooiii... mereka tu saudaramu, bukan kafirmu....

oooiiii...
tak sangka aku sua lagi dgn org bermulut lebar menganga
tanpa dirasa ia sembur muka saudaranya
tapi tak apalah, krna dia tak paham jua
manalah boleh dimarah org tak paham cerita

oooiii...
tak kuasa aku berlogika, mengapa ada org makan apa yg dimuntah
ia bakar pahala tak seberapa hingga gosong parah
dipandangnya si "nestapa" dgn jijik seolah berlumur nanah
padahal krn si "nestapa" itulah ia bs berdiri gagah

oooiii...
hingga kapan hidupnya manusia yg sekedar bicara saja pandai
hingga berasa ialah yang kokoh sedang lain lalai
apa lah yg dicari ketika kedudukan di sisiNya tiada sisa habis terurai
sedang diri masih pula berlagak paling sesuai

oooiii...
di manakah keteladanan Ibnu Mas'ud dan Zaid bin Tsabit yang masyhur
hanya memperlihatkan pribadi menawan nan luhur
padahal pada mereka ada niktah selisih yang bukan ngawur
namun dalam iman mereka saling memberi toleransi tak terukur

oooiii...
inilah aku si lemah yg tak tau apa
mengais ridhaNya krna sadar diri yg papa
bukan pujimu yg kuharap dalam bagai serupa
krna Sang Mahasuci lah tempat mengadu si "nestapa"

sebuah renungan, dmn ukhuwah yg diajarkn Rasulullah saw?
shalawat baginya, ahlul bait, sahabat, salafus shalih yg mulia...

(girry as-sundawy)

aktivis da'wah yg trjebak virus...

nah, kalau itu judul bukunya Koko Nata, tapi saya gak akan bahas itu. Gini, saya baru baca blog dari kawan di jogja, judulnya “waspadai arus gombalisasi” lucu deeeeh. hehe. No offense lhooo…
Kegombalan di Kalangan Aktivis Dakwah

Nih dia yang ditunggu-tunggu. Hehehe… Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.
Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.
Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan penulis, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat Anti. Amanah Anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukht!”
“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Saya nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”
“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”
“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”
Oh .. nooo!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!
Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.
Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….
Akhwat    : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan    : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani,  meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukht  v ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.

Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.
So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagu bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim??  Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^
Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukht … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna dengan datang ke orang tua Antunna. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …
SO SEMUANYA … WASPADAI GOMBALISASI!!!

dikutip dari web sebelah:
Formasi FIB UI
dengan judul asli “Membongkar Rahasia Ikhwan Nyebelin”

hukum membaca bismillah di awal kajian

Membuka Pengajian dengan Khutbah Hajah atau lainnya

السؤال : هل كان الرسول صلى الله عليه وسلم يفتتح دائماً مجالسه بـ : (إن الحمد لله نحمده ونستعينه) أم كان يفتتح بأدعية أخرى أيضاً ، وما رأيك فيمن يفتتحون بأدعية أخرى ، والمهم فيها حمد الله والثناء عليه ؟
Pertanyaan, “Apakah Rasulullah selalu membuka majlisnya dengan bacaan khutbah hajah ataukah juga dengan bacaan yang lain? Apa pendapat Anda mengenai orang yang membuka majlisnya dengan bacaan-bacaan lain yang penting mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah?”


الجواب :
الحمد لله ” لم يكن رسول الله صلى الله عليه وسلم يلتزم هذا الدعاء في جميع خطبه ومجالسه ، بل كان يفتتح به ويفتتح بغيره ،
Jawaban Lajnah Daimah, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak selalu membuka semua khutbah ataupun majelis pengajian beliau dengan khutbah hajah. Terkadang beliau buka dengan khutbah hajah, terkadang dengan bacaan selainnya.

وبذلك فيجوز للمسلم أن يفتتح مجلس علمه وتذكيره بأي استفتاح أو دعاء ثبت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ،
Mengingat hal tersebut, seorang muslim boleh membuka majelis pengajiannya dengan bacaan pembuka apa pun atau dengan bacaan yang berasal dari Rasulullah.

وكذلك يجوز أن يستفتح مجلسه بمجرد الثناء على الله بقوله الحمد لله ، أو بمجرد التسمية بقوله : ( بسم الله الرحمن الرحيم ) أو : ( بسم الله ) فقط ؛
Demikian pula, diperbolehkan membuka pengajian dengan semata-mata kalimat sanjungan kepada Allah dengan mengucapkan “Alhamdulillah”. Boleh juga dibuka hanya dengan basmalah semisal bismillahirrahmanirrahim atau bismillah saja.

لقوله صلى الله عليه وسلم : ( كل أمر ذي بال لا يبدأ بـ : بسم الله ، فهو أجذم) ،
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap perkara penting menurut syariat yang tidak dimulai dengan bismillah adalah perkara yang tidak diberkahi”.

وفي لفظ : (لا يبدأ فيه بالحمد لله فهو أجذم ).
Dalam redaksi lain disebutkan, “…yang tidak dimulai dengan alhamdulillah adalah perkara yang tidak diberkahi


وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم “.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء .
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز … الشيخ عبد الرزاق عفيفي … الشيخ عبد الله بن غديان … الشيخ صالح الفوزان … الشيخ عبد العزيز آل الشيخ .
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdurrazaq Afifi, Abdullah bin Ghadayan, Shalih al Fauzan dan Abdul Aziz Alu Syaikh.

“فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء” (24/229) .
Fatawa Lajnah Daimah jilid 24 hal 229-230

Artikel www.ustadzaris.com

tidurnya orang yang shaum adalah ibadah ?!


”Apabila datang Ramadhan : pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Muslim)

seorang pelajar SMA ditanya oleh ibunya, "nak, kamu mau kemana?"
si anak menjawab, " mau ke mesjid bu, sy mau ibadah nih..."
"wah, rajin sekali anak ibu ini... tapi kan skrg blum waktunya shalat... kamu mau baca qur'an ya?" tanya sang ibu
"nggak kok Bu, sy mau ibadah yg paling enak dan ga bikin bosen..." sahut si anak
"sang ibu jd penasaran, " ibadah apaan tuh nak?"
"tidur.... kan org shaum tidurnya jd ibadah...", jwb si anak tenang
dan sang ibu pun semakin bingung dgn tingkah anaknya itu...

nah, gimana tuh? apa ada yg diantara sobat skalian yg suka menghabiskan waktu siang utk tidur d bulan ramadlan? apalagi dgn alesan bahwa tidurnya org shaum itu ibadah... :D

tidur di siang hari saat sdg shaum bukanlah hal yg haram, hukum asal tidur adalah mubah (boleh), tetapi jika tidur itu membuat kita lalai dari ibadah shalat dan ibadah lainnya, maka hukum tidur pun menjadi makruh malah bisa2 HARAM jika membuat kita meninggalkan ibadah.

andai kita dijanjikan oleh org kaya akan diberi uang 1 milyar perjam selama kita menemani org itu dlm kondisi terjaga, maka apa yg akan dilakukan? niscaya kita akan berusaha mengurangi jam tidur kita semaksimal mungkin agar tiap jamnya kita dpt uang 1 milyar
nah, andai ramadlan adalah saat Allah Ta'ala menyediakan bonus pahala yg lbh berharga dri uang 1 milyar itu, maka mengapa msh ada yg mengahbiskan waktu dgn tidur?!

Tidak banyak kebaikan dan keberkahan yang bisa diraih oleh orang yang mengisi waktunya hanya dengan tidur saja karena dirinya telah kehilangan banyak kesempatan beramal taat.

Banyaknya tidur akan menafikan hikmah dari disyariatkannya berpuasa yaitu untuk melakukan jihad dengan dirinya melawan berbagai tarikan-tarikan hawa nafsu dan syahwatnya selama puasa.

derajat hadits tidur adalah ibadah:
Hadits ”Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” terdapat didalam kitab ”Ihya Ulumuddin” karya Imam Ghazali rahimahullah. Namun al Iraqi rahimahullah mengatakan bahwa kami meriwayatkannya didalam ”Amalii Ibnu Mundah” dari riwayat Ibnul Mughiroh al Qowas dari Abdullah bin umar atau mungkin Abdullah bin ’Amr dengan sanad lemah
hal ini juga beliau kemukakan dalam Takhrijul Ihya (1/310).

Adapun hadits lainnya yang berbunyi,”Tidurnya orang yang berpuasa ibadah, diamnya tasbih, doanya diijabah dan amalnya diterima.” maka menurut al 'Alamah Syeikh Al Albani didalam kitabnya ”as Silsilah adh Dhaifah wa al Maudhu’ah” (10/230) adalah lemah.
Hadits itu diriwayatkan oleh Abu Muhammad bin Sho’id didalam ”Musnad Ibnu Abi Aufa” (2/120), ad Dailamiy (93/4) dan al Wahidiy didalam ’Al Wasith” (1/65/1) dari Sulaiman bin Amr dari Abdul Malik bin Umair dari Ibnu Abi Aufa.
Al Bani mengatakan bahwa hadits ini palsu, Sulaiman bin Umar adalah Abu Daud an Nakh’i adalah seorang pendusta.

Pemilik kitab ”Faidhul Qodir” mengatakan bahwa didalamnya terdapat Ma’ruf bin Hasan—ia adalah salah seorang—yang lemah sedangkan Sulaiman bin Umar an Nakh’i adalah orang yang lebih lemah darinya.
Al Hafizh al Iroqi mengatakan bahwa didalam hadits itu terdapat Sulaiman an Nakh’i ia adalah salah seorang pendusta. (Faidhul Qodir juz VI hal 290)

jika hadits2nya lemah, maka msh bisakah dijadikan hujjah?!

namun perlu diingat suatu perbuatan mubah semisal tidur tentu bisa dilakukan, bahkan oleh org yg sdg shaum, namun ada batasnya, jgn sampai melalaikan dari yang wajib dan sunnah, serta lbh baik terjaga dalam ibadah drpd tidur dgn niat mnjauhkn diri dari maksiat, karena dgn ibadah insya Allah akn terjaga dari maksiat selama menjaga keikhlasan.
selain itu jika tdur diniatkan agar kita bs kuat ibadah dmalam hari misalnya, tentu ini trmasuk perkara baik krn termasuk persiapan ibadah, namun jika hanya tdur tanpa ada ibadah lain yg mengikuti sungguh disayangkan

mari maksimalkan ramadlan kali ini... krn ramadlan yg lalu sudah tak bisa diperbaiki, dan ramadlan yg akan datang blm tentu bisa kita lalui

Wallahu A’lam
-GIRI JAYA WIJAYA-

Puisi : itulah Ibu,Bunda,atau apapun sebutannya


menjangkau impian yang tengah serat akan kenyataan
akan risalah cinta pencetus kehakikian
cinta yang sabar,namun...
menggelora bak pesona jiwa dan seisinya
cinta yang tulus dari seorang wanita perkasa
ialah Ibu,Bunda,atau apapun sebutannya

laksana lautan yang paling dalam
dataran yang paling tinggi
hamparan sawah yang terluas
bahkan udara dan seisinya
tidak dapat mengalahkan ketulusannya
itulah Ibu,Bunda,atau apapun sebutannya

selama nafas tidak beranjak dalam raga
pesonanya akan tetap tinggal dan menyala
mengelilingi berbagai amal yang tidak kunjung hilang
bahkan tidak kunjung terbayarkan
itulah Ibu,Bunda,atau apapun sebutannya

OLEH _ -Yudo Raharjo Hakiki-

Ucapan Selamat Natal dan Syubhat Akidah

SELAMA ini, posisi dan sikap para sahabat Nabi dan ulama terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah adalah jelas dan tegas, begitu pun kaitannya terhadap perayaan hari-hari besar agama lain, termasuk Natal.

Mengenai hal ini, ada dua pendapat; ada ulama yang memperbolehkan umat Islam utk mengucapkan "Selamat Natal", dan ada sebagian ulama yang melarangnya. Setiap pendapat berlandaskan dalil-dalil yg kuat, baik itu al-Quran maupun Sunah.

Secara umum, perbedaan pendapat para ulama ini mengerucut kepada satu hal saja; apakah ucapan selamat bagi kaum kristiani yg merayakan Natal ini masuk ke dalam kategori akidah ataukah masih dalam koridor muamalah?

Pendapat yang melarang

Sebagian ulama, klasik maupun kontemporer, melarang umat Islam untuk 'ikut campur' dengan perayaan agama lain, tak terkecuali Kristen, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Syeikh al-Utsaimin, dan lainnya, dengan dalil-dalil sebagai berikut:

Pertama, mau tidak mau permasalahan ini akan masuk ke dalam ranah akidah, karena perayaan natal bukanlah hal yg sembarangan dalam keyakinan kaum kristen. 25 Desember dalam keyakinan nasrani adalah hari 'lahirnya tuhan' atau 'lahirnya anak tuhan'. Maka tidak ada toleransi dalam akidah, bahkan Allah Subhanahu wata'ala. sudah secara jelas dan tegas meluruskan klaim ini (lihat surat al-Ikhlas: 3 atau al-Maidah: 72 & 116, dll).

Ibnu Taimiyah dalam kitab “Iqtidhâ' Shirâti'l Mustaqîm, Mukhâlafatu Ashâbi'l Jahîm,” (Dar el-Manar, Kairo, cet I, 2003, hal 200) juga melarang untuk ber-tasyabbuh dengan hari besar kaum kafir, karena hal itu akan memberikan efek 'lega', bahwa umat Islam 'membenarkan' kesesatan yang mereka lakukan.

Beda lagi dengan hari-hari kenegaraan, atau hari ibu dan sebagainya, tidak ada unsur akidah di dalamnya, maka dari itu masih dapat ditolerir.

Kedua, Qiyas awla dari firman Allah; "إلا من أكره و قلبه مطمئن بالإيمان" "kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman" (al-Nahl: 106). Apakah jika kita tidak mengucapkan selamat, kita akan dibunuh?.

Ketiga, toleransi antar umat beragama tidak harus dengan mengucapkan "Merry Christmas", dengan berakhlakul karimah dan memperhatikan hak mereka sebagai manusia, tetangga, masyarakat, dan lainnya sudah cukup mewakili itikad baik kita untuk hidup damai, bersama mereka.

Apalagi dalam Islam, masih banyak momentum yg lebih 'bersahabat' untuk mengungkapkan pengakuan kita terhadap keberagaman ini. Sebut saja hadits Nabi yang menganjurkan kita agar melebihkan 'kuah sayuran' untuk diberikan kepada tetangga, atau hadits lainnya yang menunjukkan amarah Nabi kepada seseorang yang mendapati tetangganya kelaparan, tapi tidak mengulurkan bantuan. Kebetulan hadits-hadits tersebut tidak mengkhususkan bagi sesama Muslim saja, tapi umum bagi sesama manusia, baik Muslim maupun non Muslim. Bagi yang tidak punya tetangga Nasrani, saya kira dengan menghormati hari raya mereka, tanpa mengganggu apalagi merusak, adalah lebih dari cukup. Cukup dengan kata 'silahkan', bukan dengan kata 'selamat'.

Keempat, Saddu al-Dzarî'ah, mencegah diri agar tidak terjerumus kepada hal yang dilarang.

Pendapat yang membolehkan

Beberapa ulama kontemporer seperti Dr Yusuf Qaradhawi dan Musthafa Zarqa membolehkan hal ini dengan beberapa pertimbangan;

1) Firman Allah Swt.:

"لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم فى الدين و لم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم و تقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين"
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (al-Mumtahanah: 8).

2) Sikap Islam terhadap Ahlul Kitab lebih lunak daripada kepada kaum musyrikin; para penyembah berhala. Bahkan al-Quran menghalalkan makanan serta perempuan (untuk dinikahi) dari Ahli Kitab (al-Maidah: 5). Dan salah satu konsekuensi pernikahan adalah menjaga perasaan pasangan, berikut keluarganya. (Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148). Apalagi hanya dengan bertukar ucapan “Selamat”.

3) Firman Allah Subhanahu Wata'ala:
"و إذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها"
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)." (al-Nisa: 86).

4) Pada satu riwayat, seorang Majusi mengucapkan salam kepada Ibnu Abbas "assalamualaikum", maka Ibnu Abbas menjawab "waalaikumussalam wa rahmatullah". Kemudian sebagian sahabatnya bertanya "dan rahmat Allah?", beliau menjawab: Apakah dengan mereka hidup bukan bukti rahmat Allah.[ Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148]

5) Pada masa kini, perayaan natal tak ubahnya adat-istiadat, perayaan masyarakat atau kenegaraan.[ Dr. Yusuf Qardhawi, Fiqh Aqalliyyât al-Muslimah, Dar el-Syuruq, cet II, 2005, hal 147-148]

6) Hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi wassallam pernah berdiri menghormati jenazah Yahudi. Penghormatan dengan berdiri ini tidak ada kaitannya dengan pengakuan atas kebenaran agama yang dianut jenazah tersebut.

Pendapat Pertengahan

Dr. Abdussattar Fathullah Said adalah profesor bidang Tafsir dan Ulumul Quran di Universitas Al-Azhar, Mesir. Dalam masalah tahniah (ucapan selamat) ini beliau agak berhati-hati dan memilahnya menjadi dua. Ada tahniah (ucapan selamat) yang halal dan ada yang haram:

Tahniah (ucapan selamat) yang halal adalah tahniah (ucapan selamat) kepada orang kafir tanpa kandungan hal-hal yang bertentangan dengan syariah. Hukumnya halal menurut beliau. Bahkan termasuk ke dalam bab husnul akhlaq yang diperintahkan kepada umat Islam.

Sedangkan tahniah (ucapan selamat) yang haram adalah tahni'ah kepada orang kafir yang mengandung unsur bertentangan dengan masalah diniyah, hukumnya haram. Misalnya ucapan tahniah (ucapan selamat) itu berbunyi, "Semoga Tuhan memberkati diri anda sekeluarga." Sedangkan ucapan yang halal seperti, "Semoga tuhan memberi petunjuk dan hidayah-Nya kepada Anda."

Bahkan beliau membolehkan memberi hadiah kepada non Muslim, asalkan hadiah yang halal, bukan khamar (minuman keras), gambar maksiat atau apapun yang diharamkan Allah.

Yang menjadi pertanyaan adalah; bukankah ucapan tahniah (ucapan selamat) yg berbunyi, "Semoga Tuhan memberkati diri anda sekeluarga" lebih bersifat sindiran daripada ucapan selamat?. Menurut penulis, Prof Dr Abdussatar, secara tidak langsung telah melarang kita untuk mengucapkan 'Selamat Natal', karena ada konsekuensi akidah dibelakangnya.

Sikap Umat Islam

Hal ini pernah dipermasalahkan, saat beberapa kelompok menggaungkan PNB (Perayaan Natal Bersama) sebagai wujud toleransi antar umat beragama, seakan-akan seperti ingin menunjukkan bahwa umat Islam yang tidak merayakan natal bersama berarti tidak tolerir, tidak menghormati umat Nasrani.

Dalam masalah ini, semua ulama sepakat bahwa menghadiri perayaan hari besar agama lain adalah HARAM hukumnya. Kemudian bagaimana seharusnya sikap kita kepada presiden Indonesia ke-4 dan ke-6 yang menghadiri perayaan Natal, bahkan kyai presiden kita yang sempat 'didoakan' oleh umat Nasrani?.

Muhammadiyah selaku salah satu ormas di Indonesia juga telah membahas masalah ini; dalam buku "Tanya Jawab Agama Jilid II", oleh Tim PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah (1991), hal. 238-240, sudah diterangkan, bahwa hukum menghadiri PNB adalah Haram.

Untuk saat ini, penulis lebih condong pada pendapat pertama. Yakni pelarangan. Bukan berarti sikap ini dianggap tidak menghargai umat Nasrani, apalagi ingin merusak suasana gembira, karena penulis meyakini kata “silahkan” sudah dapat mewakili kata “selamat”.

Apalagi melihat kondisi tauhid umat yang sedang goyah saat ini, oleh arus pluralisme maupun liberalisme. Maka sudah selayaknya kita membentengi dulu akidah umat, dengan menjauhi hal-hal yang syubhat. Hal ini juga dipegang oleh Majlis Tarjih Muhammadiyah, bahwa ”Mengucapkan Selamat Hari Natal” dapat digolongkan sebagai perbuatan yang syubhat dan bisa terjerumus kepada haram, sehingga Muhammadiyah menganjurkan agar perbuatan ini tidak dilakukan.

Selain itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diketuai K.H.M. Syukri Ghozali dan Sekretarisnya Drs. H. Masudi pada 1 Jumadil Awal 1401 H./ 7 Maret 1981 telah menyatakan; perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari aqidah.
Selain itu, MUI juga menfatwakan, mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram. MUI juga mengatakan, agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah subhanahu wata’ala dan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.Wallahu a'lam bi al-Shawab.*

Penulis sedang menyelesaikan studi di Al Azhar, Mesir
diambil dari Hidayatullah.com

catatan kecil atas kegalauan seorang teman

Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh." Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)." (QS yusuf: 66)

lama sudah jemari ni tak bercengkrama bersama tuts2 keyboard utk skdr menuangkan apa yg ada d dlm kepala, namun 30 mnit yg lalu hati ni terasa sesak...
ya... sesak dlm sesal...

entah brp purnama mnjd saksi ats keacuhan hati ni... merasa lempang tanpa hambatan walopun sbsar kerikil
diri ni mengira bahwa mrka baik2 saja, bahwa mrk sdg dlm proses mnuju cahaya ilahi tanpa hambatan berarti, ibarat mobil yg melaju lancar d jalan tol...

namun si sok tau ini trnyata SALAH...

OK, saatnya berbincang...
bbrp taun yg lalu ada seorg anak laki2 usia belasan yg ckp menarik perhatian sy.
dr penampilan trlihat jls bahwa dia dri "kaum utsman", pakaian yg bersih dan nampak memiliki "harga"
sdktpun tdk tampak tanda2 org yg prnah berjibaku dlm dunia da'wah, btul2 gaya menengah atas...
apakah ada d antara anda yg berpikir bahwa dia disukai org2 d sekelilingnya?! ternyata lbh bnyk yg mnjaga jarak drpd yg mau "berkorban" utk berada d dekatnya

padahal, dia punya pesona...

pesona yg mmbuat sy ingin mngenal lbh jauh siapa anak muda yg dgn lantangnya mengatakan "pertemanan/persahabatan itu omong kosong!!!" itu...
dia katakan apa yg ada d kepalanya tanpa mau tau apakah ada hati yg terluka krnanya atokah tdk...
namun sbuah pertunjukan paradoks pun dipersembahkan,,, dia mengatakan tdk percaya dgn hubungan prtemanan, tp sikapnya bbrp kali menunjukkan bahwa dia peduli sbgmn sikap seorg teman pd temannya. mengingatkn sy pd seorag Abu Dzar al-Ghifari, sang pemilik lidah jujur... tegas dlm kata, lembut dlm do'a...

ini yg tdk trlihat org lain, tp ya Allah, Engkau menunjukkan mutiara itu pd hamba...
ditingkahi galau akn amanah ini sy pun mencoba menyusun asa...
asa bahwa dia adalah mutiara umat ini, asa bahwa dia adalah "yg terpilih" utk mnjadi bagian dr kafilah pejuang pengikut al-Musthafa saw
saat itulah sy brkata pdNya, "Ya Allah, jika Engkau brkhndak agr hamba mnjdi alatMu utk mmbimbingnya, bimbinglah hamba utk ttp brtahan..." inilah "janji" sy yg Allah persaksikan......
dia tdk tahu bahwa dia adlh slh stu alsan sy mau kmbali k masjid itu... dan memang dia tdk prlu tau...

bergulir detik mnjalin helai2 tahun... Allah pun mulai menyingkap satu prsatu alasan mngapa Dia "memilih" anak muda itu, sungguh rangkaian huruf2 alfabet tdk sanggup menyusun diri dlm kalimat yg mlukiskn kbhgiaan&keharuan ats ksmpatan dr Allah bgi sy utk mengenal pribadinya, dia luar biasa!!!

kali ini dia dtg dgn sejumput galau, galau akn cintaNya, galau akn keistimewaannya, galau akn janjinya...
jika sy ditanya, bgmn jika dia menyerah pd kegalauannya? maka inilah jawaban sy, "Wallahi, tak secuil pun sy rela mutiara yg tlah Allah pilih itu dinodai bujuk rayu hina, dia adlah milik Allah, tak ada hak satu noktah pun bagi iblis utk memilikinya."

sy ingin katakan pdnya, "Akhi, pulanglah... kembalilah ke rangkulanNya bersama kami.... Dia punya cinta yg tiada satu pun makhluk d dunia ini dpt mmberikan cinta yg setara dgn cintaNya... Allah mencintai antum, betul2 mencintai antum... Dia akn mmbentangkan tanganNya utk menyambut dn memeluk kita..."

Majalengka, 12 Oktober 2011
pukul 01:01 WIB (bertemankan tiupan tengah malam Kota Angin....)
teristimewa bagi mutiara Allah, @Afriza Alfarisi

hadits2 yang dinilai lemah seputar shaum di bulan dzulhijjah


keutamaan ibadah tentu dikejar para hamba setia, namun hendaknya diiringi oleh ilmu akn keabsahan dalil/hujjah keutamaannya agar tdk terjebak pd tipu daya syaithan melalui ibadah2 bid'ah
berikut ini adalah hasil kajian ulama berdasarkan kitab2 masyhur
kami temukan sekitar 5 hadis yang menunjukkan bahwa shaum di bulan Dzulhijjah itu bukan hanya shaum Arafah, namun hadis-hadis itu dhaif bahkan palsu sebagai berikut:

A.  Tanggal 1 dan 9 Dzulhijjah

فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ ذِي الْحِجِّةِ وُلِدَ إِبْرَاهِيمُ : فَمَنْ صَامَ ذلِكَ اليَوْمَ كَانَ كَفَّارَةُ سِتِّينَ سَنَةً.
“Pada malam awal bulan Dzulhijah itu dilahirkan Nabi Ibrahim, maka siapa yang shaum pada siang harinya, hal itu merupakan kifarat dosa selama enam puluh tahun” (Lihat, Tadzkirrah al-Maudhu’at, hal. 119)

Dalam riwayat lain dengan redaksi:
فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ ذِي الْحِجِّةِ وُلِدَ إِبْرَاهِيمُ : فَمَنْ صَامَ ذلِكَ اليَوْمَ كَانَ كَفَّارَةُ ثَمَانِيْنَ سَنَةً - وَفِي رِوَايَةٍ - سَبْعِيْنَ سَنَةً وَفِي تِسْعٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ أَنْزَلَ اللهُ تَوْبَةَ دَاوُدَ فَمَنْ صَامَ ذلِكَ اليَوْمَ كَانَ كَفَّارَةُ سِتِّينَ سَنَةً - وَفِي رِوَايَةٍ - غَفَرَ اللهُ لَهُ كَمَا غَفَرَ ذَنْبَ دَاوُدَ
“Pada malam awal bulan Dzulhijah itu dilahirkan Nabi Ibrahim, maka siapa yang shaum pada hari itu, hal itu merupakan kifarat dosa selama delapan puluh tahun. Dan pada suatu riwayat tujuh puluh tahun. Dan pada 9 Dzulhijjah Allah menurunkan taubat Nabi Daud, maka siapa yang shaum pada hari itu, hal itu merupakan kifarat dosa selama enam puluh tahun” Dan pada suatu riwayat: “Allah mengampuninya sebagaimana Dia mengampuni dosa Nabi Daud” (H.r. ad-Dailami, al-Firdaus bi Ma’tsur al-Khitab, III:142, hadis No. 4381, II:21 No. 2136, IV:386, No. 7122; Lihat pula Tanzih as-Syari’ah, II:165 No. 50; Maushu’ah al-Ahadits wal Atsar ad-Dha’ifah wal Maudhu’ah, VI:235 No. 14.953)

Keterangan:
Hadis-hadis di atas dengan berbagai variasi redaksinya adalah maudhu (palsu) karena diriwayatkan oleh seorang pendusta bernama Muhamad bin Sahl. (Lihat, Tadzkirrah al-Maudhu’at, hal. 119)

B.  selama 10 hari pertama

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ ، يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ ، وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Tidak ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beribadah padanya daripada 10 hari Dzulhijjah. Saum setiap hari padanya sebanding dengan shaum setahun. Dan qiyamul lail setiap malam padanya sebanding dengan qiyam lailatul qadr (ٍLihat, Sunan at-Tirmidzi, III:131; Syarh as-Sunnah, II:292). Dalam kitab al-‘Ilal al-Mutanahiyah, II:563, Hadis No. 925, dengan redaksi
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرَةَ ذِي الْحِجَّةِ يُعَدُّ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Keterangan:
Imam at-Tirmidzi berkata, “Saya bertanya kepada Muhamad (al-Bukhari) tentang hadis ini, maka beliau tidak mengetahuinya selain dari jalur ini” Yahya bin Sa’id al-Qathan telah memperbincangkan Nahas bin Qahm dari aspek hapalannya. (Lihat, Sunan at-Tirmidzi, III:131)

Hadis di atas da'if karena pada sanadnya terdapat dua rawi yang da'if:
Pertama, Mas’ud bin Washil. Kata ad-Daraquthni, “Abu Daud at-Thayalisi menyatakan bahwa ia daif” (Lihat, Ilal ad-Daraquthni, IX:200). Kata Ibnu Hajar, “Layyin al-Hadits” (Lihat, Tahdzib at-Tahdzib, X:109; Taqrib at-Tahdzib, hal. 528)
Kedua, Nahhas bin Qahm. Kata Ibnu Hiban, “Dia meriwayatkan hadis munkar dari orang-orang populer, menyalahi periwayatan para rawi tsiqat, tidak boleh dipakai hujjah” (Lihat, Tahdzib al-Kamal, XXX:28) Kata Ibnu Hajar, “dha’if” (Lihat, Taqrib at-Tahdzib, hal. 566)

صِيَامُ أَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْعَشْرِ يَعْدِلُ مِائَةَ سَنَةٍ وَالْيَوْمِ الثَّانِي يَعْدِلُ مِائَتَي سَنَةٍ فَإِنْ كَانَ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ يَعْدِلُ أَلْفَ عَامٍ وَصِيَامُ يَوْمَ عَرَفَةَ يَعْدِلُ أَلْفَي عَامٍ
“Shaum hari pertama dari 10 hari (Dzulhijjah) sebanding dengan 100 tahun. Hari kedua sebanding dengan 200 tahun, jika hari Tarwiyyah (8 Dzulhijjah) sebanding dengan 1000 tahun, dan shaum hari Arafah (9 Dzulhijjah) sebanding dengan 2000 tahun” (H.r. ad-Dailami, al-Firdaus bi Ma’tsur al-Khitab, II:396, hadis No. 3755) 

Keterangan:
Hadis ini daif, bahkan maudhu’ (palsu) karena pada sanadnya terdapat rawi Muhamad bin Umar al-Muharram. Kata Abu Hatim, “Dia pemalsu hadis” (Lihat, ad-Dhu’afa wal Matrukin, III:96). Kata Ibn al-Jauzi, “Dia manusia paling dusta” (Lihat, al-Maudhu’at, II:198)

C.  Tanggal 18 Dzulhijjah

مَنْ صَامَ يَوْمَ ثَمَانِيَّةَ عَشَرَ مِنْ ذِيْ الْحِجَّةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ صِيَامَ سِتِّيْنَ شَهْرًا
“Siapa yang shaum hari ke-18 Dzulhijjah, Allah pasti mencatat baginya (pahala) shaum 60 bulan” (Lihat, Kasyf al-Khifa wa Muzil al-Ilbas, II:258, hadis No. 2520; al-‘Ilal al-Mutanahiyah, I:226, No. 356; al-Abathil wal Manakir, II:302, No. 714)

Keterangan:
Hadis ini daif, bahkan maudhu’ (palsu). Kata Imam ad-Dzahabi, “ini hadis sangat munkar, bahkan palsu”  (Lihat, Kasyf al-Khifa wa Muzil al-Ilbas, II:258)

D. Hari Terakhir Bulan Dzulhijjah dan Hari Pertama Muharram

مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَأَوَّلَ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبِلَةَ بِصَوْمٍ فَقَدْ جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةَ خَمْسِينَ سَنَةً.
“Siapa yang shaum pada hari terakhir bulan Dzulhijah dan hari pertama bulan Muharam, maka ia telah menutup tahun lalu dengan shaum dan membuka tahun yang datang dengan shaum. Sungguh Allah telah menjadikan kifarat dosa selama lima puluh tahun baginya” (Lihat, al-Laali al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah, II:92; al-Maudhu’at, II:199; Tadzkirrah al-Maudhu’at, hal. 118; Tanzih as-Syari’ah, II:176). Dalam kitab al-Fawaid al-Majmu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah, hal. 96, No. 31 dengan sedikit perbedaan redaksi pada akhir hadis:
فَقَدْ جَعَلَهُ اللهُ كَفَّارَةَ خَمْسِينَ سَنَةً

Keterangan:
Hadis ini daif, bahkan maudhu’ (palsu). Pada sanadnya terdapat dua rawi pendusta, yaitu Ahmad bin Abdullah al-Harawi dan Wahb bin Wahb. Kata Imam as-Suyuthi, “keduanya pendusta” (Lihat, al-Laali al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah, II:92) Kata Imam Ibn al-Jauzi, “Keduanya pendusta dan pemalsu hadis” (lihat, al-Maudhu’at, II:199)

Kesimpulan:
Shaum yang memiliki hujjah kuat pada bulan Dzulhijjah adalah shaum Arafah pada 9 Dzulhijjah
silahkan kaji bersama di link ini http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150345264484200
wallahu a'lam

syukran kpd Ust. Amin Saefullah M atas ilmunya

pesan Syaikh Ahmad Yasin Rahimahullah

lagi keliling internet dpt untaian kata yg luar biasa dari seorang mujahid palestina, usia lanjut dan kelumpuhan tdk menghalangi semangat perjuangan menuju terbebasnya palestina dari perampok2 zionis. semoga Allah menjadikan Syaikh Ahmad Yasin sbg syuhada'... berikut perkataan beliau:

Sesungguhnya aku, seorang tua yang lemah, tidak mampu memegang pena dan menyandang senjata dengan tanganku yang sudah mati (lumpuh). Aku bukan seorang penceramah yang lantang yang mampu menggemparkan semua tempat dengan suaraku (yang perlahan ini) Aku tidak mampu untuk kemana-mana tempat untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku Aku, yang sudah beruban putih dan berada di penghujung usia.

Aku, yang diserang pelbagai penyakit dan ditimpa bermacam-macam penderitaan Adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah. Adakah kalian semua begitu, wahai Arab, kalian diam membisu dan lemah, ataukah kalian semua telah mati binasa Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun bangkit menyatakan kemarahan karena Allah. Tiada satu kaumpun (di kalangan kalian) yang bangkit menentang musuh-musuh Allah yang telah mengobarkan perang antarbangsa ke atas kami dan menukarkan kami daripada golongan mulia yang dianiaya dan dizhalimi kepada pembunuh dan pembantai yang ganas. (Tidak adakah yang mau bangkit menentang musuh-musuh) yang telah berjanji setia untuk menghancurkan dan menghukum kami Tidak malukah ummat ini terhadap dirinya yang dihina sedangkan padanya ada kemuliaan.

Tidak malukah negara-negara ummat ini membiarkan penjajah Zionis dan sekutu antarabangsanya tanpa memandang kami dengan pandangan yang mampu mengesat air mata kami dan meringankan beban kami Adakah kekuatan-kekuatan ummat ini, pasukan tentaranya, partai-partainya, badan-badannya, dan tokoh-tokohnya tidak mau marah karena Allah dengan kemarahan sebenarnya lalu mereka keluar beramai-ramai sambil menyerukan, “Ya Allah, perkuatkanlah saudara-saudara kami yang sedang dipatah-patahkan, kasihanilah saudara-saudara kami yang lemah ditindas dan bantulah hamba-hambamu yang beriman!” Adakah kalian tidak memiliki kekuatan berdoa untuk kami? Seketika nanti kalian akan mendengar mengenai peperangan besar ke atas kami dan ketika itu kami akan terus berdiri dengan tertulis di dahi kami bahwa kami akan mati berdiri dan berdepan dengan musuh, bukan mati membelakang (dalam keadaan melarikan lari) dan akan mati bersama-sama kami, anak-anak kami, wanita-wanita, orang-orang tua, dan pemuda-pemuda Kami jadikan di kalangan mereka sebagai kayu bakar buat ummat yang diam dalam kebodohan! Janganlah kalian menanti hingga kami menyerah atau mengangkat bendera putih kerana kami telah belajar bahwa kami tetap akan mati walaupun kami berbuat demikian (menyerah). Biarkan kami mati dalam kemuliaan sebagai mujahid Jika kalian mau, marilah bersama-sama kami sedaya mungkin. Tugas membela kami terpikul di bahu kalian. Kalian juga sepatutnya menyaksikan kematian kami dan menghulurkan simpati.

Sesungguhnya Allah akan menghukum siapa saja yang lalai menunaikan kewajiban yang diamanahkan Dan kami berharap kepada kalian supaya jangan menjadi musuh yang menambah penderitaan kami. Demi Allah, jangan menjadi musuh kepada kami wahai pemimpin-pemimpin ummat ini, wahai bangsa ummat ini”. Tentang nasib rakyat Palestina, Syeikh Ahmad Yasin memberi 2 alternatif: menyerah atau terus melawan. Kalau rakyat Palestina mau hidup di bawah penjajahan Israel, maka pilihannya menyerah. Bila mengharap kemerdekaan dan kehidupan mulia di kemudian hari, pilihannya hanya melawan. “Perlawanan ini tidak terbatas. Karena musuh kita (Israel) menyerang dengan segala bentuk senjata tank, pesawat tempur, helikopter, roket, dan lainnya. Maka sekarang mengapa kita harus tunduk untuk membatasi cara kita melawan? Kita yang seharusnya membatasi senjata yang akan kita gunakan tergantung kemampuan dan kondisi riil di lapangan.

Mereka membunuh di titik kelemahan kita, dan kita merespons pada titik kelemahan mereka. Mengapa mereka hidup aman di Tel Aviv, Haifa, Ramlah dan lain-lainnya, sementara kita terus diserang. Maka tidak ada rumusan aman bagi mereka selama kita tidak hidup aman dan manusiawi”. Sebuah wawancara di Majalah Al-Mujtama’ Kuwait dalam peringatan 15 tahun Hamas memperlihatkan bagaimana sikap Syeikh Ahmad Yasin terhadap upaya perdamaian yang selama ini sering digembar-gemborkan banyak pihak. Hal itu hanya bentuk kekalahan “banci” yang justru akan melenyapkan hak-hak fundamental bangsa Palestina. “Kita harus mengetahui bahwa operasi-operasi jihad dan perlawanan telah memberikan bangsa Palesina haknya untuk eksis dan membela diri, dimana Israel tidak mengakui eksistensi kita sebelumnya. Dari Oslo, mereka (Israel) mengakui otonomi pasca Intifadhah I, dan sekarang mengakui negara Palsetina. Bahkan partai Likud yang dulu tidak mengakui Palestina sama sekali, sekarang mengakui negara Palestina, walau tanpa bentuk.

Kita (bangsa Palestina) maju jauh (dari kondisi dulu) dan musuh mundur, karena operasi-operasi jihad dan resistensi. Mereka menginginkan kita menghentikan operasi-operasi ini untuk memecah tekad bangsa untuk hidup merdeka. Negeri kita dijajah dan ingin kita bebaskan. Kita tidak menghabisi bangsa Yahudi atau orang selain kita, tetapi yang kita inginkan adalah negara Islam di atas negeri dan hak kita. Banyak sudah tokoh-tokoh Hamas yang syahid, Imad Aqil, Yahya Ayyash, Muhyiddin Syarif, bahkan anak-anak di bawah umur yang terjun ke medan perang dengan gagah berani. Di mata Syeikh Ahmad Yasin, kesyahidan mereka tidak membuat spirit juang bangsa Palestina kendor dan buyar. Ketika Ayyash syahid, arsitek-arsitek lain tumbuh bagai jamur.

Gugurnya pejuang tidak membuat jihad ini berhenti. Ketika satu pejuang syahid, seribu pejuang baru muncul, dan ini fadhillah buat ummat ini hingga perjuangan terus berlanjut hingga hari kiamat. Kemenangan terwujud atau mati syahid. Generasi pejuang sekarang ini antri untuk mempersembahkan jiwa dan raganya di jalan jihad, walau perjalanan masih panjang. Memang jalan penuh dengan bahaya dan kematian syahid adalah jalan menuju kemenangan. Hamas siap untuk mempersembahkan setiap hari bom syahid sampai 20 tahun ke depan. Kini Palestina menunggu generasi masa depan yaitu jail al-tahrir (generasi pembebas). Tidak ada kekuatan dunia yang dapat mematahkan perlawanan Intifadhah. Tidak Amerika, tidak Israel, dan tidak ada kekuatan dunia yang dapat memadamkan perlawanan. Penjajah akan lenyap, insya Allah, dalam rentang waktu dua atau tiga dekade mendatang.



oleh Girry Jaya Wijaya pada 4 November 2011 pukul 16:20

seputar mengusap kepala dalam wudhu

sebagian kaum muslimin mencukupkan dengan hanya mengusap ubun2 saja ketika wudhu mengusap kepala, hal ini berdasarkan hadits al-Mughirah disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap ubun-ubun dan bagian atas sorban beliau.

perlu dipahami bahwa Beliau saw mencukupkan mengusap ubun-ubun saja karena membasuh sisa kepala telah sempurna dengan mengusap bagian atas sorban. Inilah pendapat kami. Bukan berarti ini adalah dalil atas bolehnya mencukupkan mengusap ubun-ubun atau sebagian kepala tanpa menyempurnakannya dengan mengusap bagian atas sorban. (lihat tafsir Ibnu Katsir II/24)

Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab Allah swt memerintahkan:

”Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (Al-Maidah: 6).

Rasulullah mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangannya yang telah dibasahkan dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepalanya ke belakangnya tengkuknya kemudian mengambalikan lagi ke depan kepalanya. (HR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251)

Setelah itu tanpa mengambil air baru Rasulullah langsung mengusap kedua telingannya. Dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap-usap kedua daun telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua telinga itu termasuk kepala.” (HR. Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan 444, Abu Dawud no. 134 dan 135, Nasa’i no. 140)

Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah, no. 995 mengatakan: “Tidak terdapat di dalam sunnah (hadits-hadits nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam) yang mewajibkan mengambil air baru untuk mengusap dua telinga. Keduanya diusap dengan sisa air dari mengusap kepala berdasarkan hadits Rubayyi’:

Bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepalanya dengan air sisa yang ada di tangannya. (HR. Abu Dawud dan lainnya dengan sanad hasan)

Dalam mengusap kepala Rasulullah melakukannya satu kali, hal ini berdasarkan keterangan:
Berkata Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu : “Aku melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap kepalanya satu kali. (lihat _Shahih Abu Dawud, no. 106). Kata Rubayyi bin Muawwidz: “Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu’, lalu ia mengusap kepalanya yaitu mengusap bagian depan dan belakang darinya, kedua pelipisnya, dan kedua telinganya satu kali.“ (HR Tirmidzi, no. 34 dan Shahih Tirmidzi no. 31)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mencontohkan bahwa bagi orang yang memakai sorban atau sepatu maka dibolehkan untuk tidak membukanya saat berwudhu’, cukup dengan menyapu diatasnya, (HSR. Bukhari dalam Fathul Baari I/266 dan selainnya) asal saja sorban dan sepatunya itu dipakai saat shalat, serta tidak bernajis.

Adapun peci/kopiah/songkok bukan termasuk sorban, sebagaimana dijelaskan oleh para Imam dan tidak boleh diusap diatasnya saat berwudhu’ seperti layaknya sorban. Alasannya karena:
1.Peci/kopiah/songkok diluar kebiasaan dan juga tidak menutupi seluruh kepala.
2.Tidak ada kesulitan bagi seseorang untuk melepaskannya.

Adapun Kerudung, jilbab bagi wanita, maka dibolehkan untuk mengusap diatasnya, karena ummu Salamah (isteri Nabi) pernah mengusap jilbabnya, hal ini disebutkan oleh Ibnu Mundzir. (Lihat al-Mughni, I/312 atau I/383-384).

sikapi perbedaan dgn hikmah dan toleransi ukhuwah islamiyah
wallahu a'lam





Oleh -Girry Jaya Wijaya-

krn ukhuwah itu indah...

SMS itu masuk ke HP jadul berkaret gelang warna kuning kusam di hari rabu,

"ada usulan pekanan qta dipajukan ke hari kamis malam, gimana?"

hemmm... padahal kamis ini masih di kota angin... jadwal pulang ke kampung halaman masih 2 hari lagi.
tapi... entah dorongan apa yg akhirnya meringankan jempol ini berinteraksi lincah di tombol2 HP jadul lalu mengirimkan balasan,

"mangga Kang..."

mentari di hari kamis bersinar seperti biasa, temani aktivitas rutin harian
pekerjaan terasa semakin bertumpuk saja, selesai satu bertmbah dua, selesai dua bertambah tiga
tapi hari kamis tetaplah hari kamis, ia menjadi sedikit berbeda dgn hari2 lain di kota angin ini, semua karena di hari kamis diri ini akan bertemu potensi2 luar biasa dr umat ini, mereka yang siap untuk belajar memimpin

tepat 13:30 setelah meminjam motor siap meluncur tiba2 si HP jadul kembali bergetar tanda SMS masuk, ya si HP jadul memang tdk bersuara, hanya bergetar...

"afwan akh, anak2 baru kasih kabar hari ini sekolah diliburkan, jd hari ini ga ada mentoring"

hiburan jiwa di hari kamis batal... huaaaa...!!! tarik nafas perlahan, tahan sejenak, hembuskan perlahan, Allah...
ya... Allah kembali datang menghibur dan menangkan hati ini, Ia menyentuh dan memulihkan ketenangan...

kembali larut bersama tumpukan kertas, bertahan bersama komputer kantor... tak terasa saatnya jam pulang.

langsung teringat pekanan di kota kembang, masih berseragam, hanya sempat berganti sepatu menjadi sandal langsung meluncur naik elf.
Orang2 brtanya, “mas, mau kemana?” dan reaksi mereka seragam begitu tau tujuan kota kembang. Heran campur tak habis pikir… :D

 Mungkin emang letih dgn pekerjaan seharian, langsung saja tumbang pulas sampai tidak sadar elf berjalan cepat menembus kota tahu, hingga menyusuri cadas pangeran yang gelap hanya mengandalkan cahaya bulan dan lampu kendaraan.

Menyambung angkot dari cileunyi tepat 20:12 sampai di pasir impugn

Hemmm… masih harus nyambung pakai ojeg… 6000 rupiah utk tukang ojeg sbg imbalan paket antar selamat sampai tujuan… J
Akhirnya satu persatu saudara2 yg biasa bersua di pekanan datang…

Suasana yang begitu biasa sebenarnya… namun suasana itu yang membuat diri ini menembus kota tahu dari kota angin menuju kota kembang selama 3 jam perjalanan.

Tepat 23:30, kami berpisah kembali ke tempat masing2… ya… kembali naik angkot disambung elf sampai kota angin tepat 01:30…

Ingin rasanya bertemu si belahan hati, tapi di malam yg terlampau larut, mengganggu istirahatnya yg menjadi keseharian sejak si cantik mei mei hadir membuat rasa tidak tega… tokh, ahad ini sudah berjanji menikmati kota kembang bersama, bertiga… semoga Allah mudahkan…

‘ala kulli haal… ukhuwah itu membuat hati2 ini terpaut… mempertemukan kota angin dan kota kembang… terima kasih Allah atas hadirMu dalam hari2 hamba…










DIAMBIL DARI -GIRRY JAYA WIJAYA-

Sekedar berbagi: Hadits lemah seputar bulan Rajab


Hadits 1
حديث : رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى. فمن صام من رجب يومين. فله من الأجر ضعفان, ووزن كل ضعف مثل جبال الدنيا, ثم ذكر أجر من صام أربعة أيام, ومن صام ستة أيام, ثم سبعة أيام ثم ثمانية أيام, ثم هكذا: إلى خمسة عشر يوما منه.
“Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.
Hadits ini “Maudhu`” (Palsu). Dalam sanad hadits ini ada yang bernama Abu Bakar bin Al Hasan An Naqqaasy, dia perawi yang dituduh pendusta, Al Kasaaiy- rawi yang tidak dikenal (Majhul). Hadits ini juga diriwayatkan oleh pengarang Allaalaiy dari jalan Abi Sa`id Al Khudriy dengan sanad yang sama, juga Ibnu Al Jauziy nukilan dari kitab Allaalaiy.

Hadits 2
حديث : من صام ثلاثة أيام من رجب, كتب له صيام شهر, من صام سبعة أيام من رجب, أغلق الله عنه سبعة أبواب من النار, ومن صام ثمانية أيام من رجب, فتح الله له ثمانية أبواب من الجنة, ومن صام نصف رجب حاسبه الله حسابا يسيرا.
“Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh, barang siapa berpuasa tujuh hari Allah Subhana wa Ta`ala akan menutupkan baginya tujuh pintu neraka, barang siapa berpuasa delapan hari di bulan Rajab Allah Ta`ala akan membukakan baginya delapan pintu sorga, siapapun yang berpuasa setengah dari bulan Rajab itu Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah sekali.”
Diterangkan di dalam kitab Allaalaiy setelah pengarangnya meriwayatkannya dari Abaan kemudian dari Anas secara Marfu` : Hadits ini tidak Shohih, sebab Abaan adalah perawi yang ditinggalkan, sedangkan `Amru bin Al Azhar pemalsu hadits, kemudian dia jelaskan : Dikeluarkan juga oleh Abu As Syaikh dari jalan Ibnu `Ulwaan dari Abaan, adapun Ibnu `Ulwaan pemalsu hadits.

Hadits 3
حديث : إن شهر رجب شهر عطيم. من صام منه يوما كتب له صوم ألف سنة – إلخ.
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan tersebut berarti sama nilainya dia berpuasa seribu tahun-dan seterusnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Syaahin dari `Ali secara Marfu`. Dan dijelaskan dalam kitab Allaalaiy : Hadits ini tidak Shohih, sedangkan Haruun bin `Antarah selalu meriwayatkan hadits-hadits yang munkar.

Hadits 4
حديث : من صام يوما من رجب, عدل صيام شهر-إلخ
“Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab satu hari sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh dan seterusnya”.
Diriwayatkan oleh Al Khathiib dari jalan Abi Dzarr Marfu`. Di sanadnya ada perawi : Al Furaat bin As Saaib, dia ini perawi yang ditinggalkan.
Berkata Al Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya “Al Amaaliy” : sepakat diriwayatkan hadist ini dari jalan Al Furaat bin As Saaib- dia ini lemah- Rusydiin bin Sa`ad, dan Al Hakim bin Marwaan, kedua perawi ini lemah juga.
Sesungguhnya Al Baihaqiy juga meriwayatkan hadits ini di kitabnya : “Syu`abul Iman” dari hadits Anas, yang artinya : “Siapapun yang berpuasa satu hari di bulan Rajab sama nilainya dia berpuasa satu tahun.” Di menyebutkan hadits yang sangat panjang, akan tetapi di sanad hadits ini juga ada perawi ; `Abdul Ghafuur Abu As Shobaah Al Anshoriy, dia ini perawi yang ditinggalkan. Berkata Ibnu Hibbaan : “Dia ini termasuk orang orang yang memalsukan hadits”.

Hadits 5
حديث : من أحيا ليلة من رجب, وصام يوما. أطعمه الله من ثمار الجنة – إلخ.
“Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang harinya, Allah Ta`ala akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya.”
Diriwayatkan dalam kitab Allaalaiy dari jalan Al Husain bin `Ali Marfu`: Berkata pengarang kitab : Hadits ini Maudhu` (palsu).

Hadits 6
حديث : أكثروا من الاستغفار فى شهر رجب. فإن لله فى كل ساعة منه عتقاء من النار, وإن لله لا يدخلها إلا من صام رجب.
“Perbanyaklah Istighfar di bulan Rajab. Sesungguhnya Allah Ta`ala membebaskan hamba hambanya setiap sa`at di bulan itu, dan Sesungguhnya Allah Ta`ala mempunyai kota kota di Jannah-Nya yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa di bulan itu.
Dikatakan dalam “Adz dzail” : Dalam sanadnya ada rawi namanya Al Ashbagh : Tidak bisa dipercaya.
Hadits 7
. حديث : فى رجب يوم وليلة, من صام ذلك اليوم, وقام تلك الليلة. كان له من الأجر كمن صام مائة-إلخ.
“Di bulan Rajab ada satu hari dan satu malam, siapapun yang berpuasa di hari itu, dan mendirikan malamnya. Maka sama nilainya dengan orang yang berpuasa seratus tahun dan seterusnya.
Dikatakatan dalam “Adz dzail” : Di dalam sanadnya ada nama rawi Hayyaj, dia adalah rawi yang ditinggalkan.
Dan demikian disebutkan tentang : “Berpuasa satu hari atau dua hari di bulan itu.”

Disebutkan juga dalam “Adz dzail : Sanad hadits ini penuh dengan kegelapan sebahagian atas sebahagian lainnya, di dalam sanadnya ada perawi perawi yang pendusta : Dan demikian diriwayatkan : “Bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkhutbah pada hari jum`at sepekan sebelum bulan Rajab. Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Hai sekalian manusia! Sesungguhnya akan datang kepada kalian satu bulan yang mulia. Rajab bulan adalah bulan Allah yang Mulian, dilipat gandakan kebaikan di dalamnya, do`a do`a dikabulkan, kesusahan kesusahan akan di hilangkan.” Ini adalah Hadist yang Munkar.

Dan dalam hadits yang lain : “Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, dan mendirikan satu malam dari malam malamnya, maka Allah Tabaraka wa Ta`ala akan membangkitkannya dalam keadaan aman nanti di hari Kiamat- dan seterusnya.”
Di dalam sanad hadits ini : Kadzaabun (para perawi pendusta).

Demikian juga hadits : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam di bulan Rajab, dan berpuasa di siang harinya: Allah akan memberikan makanan buatnya buah buahan dari Sorga- dan seterusnya.”
Didalam sanadnya : Para perawi pembohong/pemalsu hadits.

Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah yang Mulia, dimana Allah mengkhususkan bulan itu buat diri-Nya. Maka barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan itu dengan penuh keimanan dan mengharapkan Ridho Allah, dia akan dimasukan ke dalam Jannah Allah Ta`ala- dan seterusnya.”
Didalam sanadnya : Para perawi yang ditinggalkan.

Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullahu Shollallahu `alaihi wa Sallam, Ramadhan bulan ummat Saya.” Demikian juga hadits : “Keutamaan bulan Rajab di atas bulan bulan lainnya ialah : seperti keutamaan Al Quran atas seluruh perkataan perkataan lainnya- dan seterusnya.”
Berkata Al Imam Ibnu Hajar : Hadits ini Palsu.
Berkata `Ali bin Ibraahim Al `Atthor dalam satu risalahnya : “Sesungguhnya apa apa yang diriwayatkan tentang keutamaan tentang puasa di bulan Rajab, seluruhnya Palsu dan Lemah yang tidak ada ashol sama sekali. Berkata dia : “`Abdullah Al Anshoriy tidak pernah puasa di bulan Rajab, dan dia melarangnya, kemudian berkata : “Tidak ada yang shohih dari Nabi Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam satupun hadist mengenai keutamaan bulan Rajab.” Kemudian dia berkata : Dan demikian juga : “Tentang amalan amalan yang dikerjakan pada bulan ini : Seperti mengeluarkan Zakat di dalam bulan Rajab tidak di bulan lainnya.” Ini tidak ada ashol sama sekali.

Dan demikian juga, “Dimana penduduk Makkah memperbanyak `Umrah di bulan ini tidak seperti bulan lainnya.” Ini tidak ada asal sama sekali sepanjang pengetahuan saya. Dia berkata : “Diantara yang diada-adakan oleh orang yang `awwam ialah : “Berpuasa di awal kamis di bulan Rajab,” yang keseluruhannya ini adalah : Bid`ah.
Dan diantara yang mereka ada adakan juga di bulan Rajab dan Sya`ban ialah : “Mereka memperbanyak ketaatan kepada Allah melebihi dari bulan bulan lainnya.”
Adapun yang diriwayatkan tentang : “Bahwa Allah Ta`ala memerintahkan Nabi Nuh `Alaihi wa Sallam untuk membuat kapalnya di bulan Rajab ini, serta diperintahkan kamu Mu`minin yang bersama dia untuk berpuasa di bulan ini.” Ini Hadits Maudhu` (Palsu).

Diantara bid`ah-bid`ah yang menyebar di bulan ini adalah :
1. Sholat Ar Raghaaib.
Sholat Ar Raghaaib ini diamalkan di setiap awal Jum`at di bulan Rajab.
Ketahuilah semoga Allah Tabaraka wa Ta`ala merahmatimu- bahwa mengagungkan hari ini, malam ini sesungguhnya diadakan ke dalam Din Islam ini setelah abad keempat Hijriyah. (Lihat literatur berikut ini tentang bid`ahnya sholat Raghaib :1. “Iqtida` As Shiratul Mustaqim” : hal.283. Dan “Tulisan Ilmiyah diantara dua orang Imam ; Al `Izz bin `Abdus Salam dan Ibnu As Sholah sekitar Sholat Raghaaib.”2. “Al Ba`itsu `Ala Inkari Al Bida` wa Al Hawaadist” : hal. 39 dan seterusnya.3. “Al Madkhal” oleh Ibnu Al Haaj : 1/293.4. “As Sunan wal Mubtadi`aat” : hal. 140.5. “Tabyiinul `Ujab bima warada fi Fadhli Rajab” : hal. 47.6. “Fataawa An Nawawiy” : hal. 26.7. “Majmu` Al Fataawa oleh Ibnu Taimiyah” : 2/2.8. “Al Maudhuu`aat” : 2/124.9. “Allaalaaiy Al mashnu`ah” : 2/57.10. “Tanzihus Syari`ah” : 2/92.11. “Al Mughni `anil Hifdzi wal Kitab” : hall. 297- serta bantahannya : Jannatul Murtaab.12. “Safarus Sa`adah” : hal. 150.
Sepakat `Ulama tentang hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan Rajab adalah palsu, sesungguhnya telah diterangkan oleh sekelompok Al Muhaditsin tentang palsunya hadits sholat Ar Raghaaib diantara mereka ialah : Al Haafidz Ibnu hajar, Adz Dzahabiy, Al `Iraaqiy, Ibnu Al Jauziy, Ibnu Taimiyah, An Nawawiy dan As Sayuthiy dan selain dari mereka. Kandungan dari hadits-hadits yang palsu itu ialraah mengenai keutamaan berpuasa pada hari itu, mendirikan malamnya, dinamakan “shalat Ar Raghaaib,” para ahli Tahqiiq dikalangan ahli ilmu telah melarang mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa, atau mendirikan malamnya melaksanakan sholat dengan cara yang bid`ah ini, demikian juga pengagungan hari tersebut dengan cara membuat makanan makanan yang enak-enak, mengishtiharkan bentuk bentuk yang indah indah dan selain yang demikian, dengan tujuan bahwa hari ini lebih utama dari hari hari yang lainnya.

2. Sholat Ummu Daawud di pertengahan bulan Rajab.
Demikian juga hari terakhir dipertengahan bulan Rajab, dilaksanakan sholat yang dinamakan sholat “Ummu Daawud” ini juga tidak ada asholnya sama sekali. “Iqtidaus Shiraatul Mustaqim” : hal. 293.
Berkata Al Imam Al Hafidz Abu Al Khatthaab : “Adapun sholat Ar Raghaaib, yang dituduh sebagai pemalsu hadits ini ialah : `Ali bin `Abdullah bin jahdham, dia memalsukan hadits ini dengan menampilkan rawi rawi yang tidak dikenal, tidak terdapat diseluruh kitab.” Pembahasan Abu Al Khatthaab ini terdapat dalam :“Al Baa`its `Ala Inkaril Bida` wal Ahadist” : hal. 40.Abul Hasan : `Ali bin `Abdullah bin Al Hasan bin Jahdham, As Shufiy, pengarang kitab : “Bahjatul Asraar fit Tashauf”.Berkata Abul Fadhal bin Khairuun : Dia pendusta.Berkata selainnya : Dia dituduh sebagai pemalsu hadits sholat Ar Raghaaib.
Lihat terjemahannya dalam : “Al `Ibir fi Khabar min Ghubar.” : (3/116), “Al Mizan” : (3/142), “Al Lisaan” : (4/238), “Maraatul Jinaan” (3/28), “Al Muntadzim” : (8/14), “Al `Aqduts Tsamiin” : (6/179).
Asal daripada sholat ini sebagaimana diceritakan oleh : At Thurthuusyiy dalam “kitabnya” : “Telah mengkhabarkan kepada saya Abu Muhammad Al Maqdisiy, berkata Abu Syaamah dalam “Al Baa`its” : hal. 33 : “Saya berkata : Abu Muhammad ini perkiraan saya adalah `Abdul `Aziz bin Ahmad bin `Abdu `Umar bin Ibraahim Al Maqdisiy, telah meriwayatkan darinya Makkiy bin `Abdus Salam Ar Rumailiy As Syahiid, disifatkan dia sebagai As Syaikh yang dipercaya, Allahu A`lam.” Berkata dia: tidak pernah sama sekali dikalangan kami di Baitul Maqdis ini diamalkan sholat Ar Raghaaib, yaitu sholat yang dilaksanakan di bulan Rajab dan Sya`ban. Inilah bid`ah yang pertama kali muncul di sisi kami pada tahun 448 H, dimana ketika itu datang ke tempat kami di Baitil Maqdis seorang laki laki dari Naabilis dikenal dengan nama Ibnu Abil Hamraa`, suaranya sangat bagus sekali dalam membaca Al Quran, pada malam pertengahan (malam keenam belas) di bulan Sya`ban dia mendirikan sholat di Al Masjidil Aqsha dan sholat di belakangnya satu orang, lalu bergabung dengan orang ketiga dan keempat, tidaklah dia menamatkan bacaan Al Quran kecuali telah sholat bersamanya jama`ah yang banyak sekali, kemudian pada tahun selanjutnya, banyak sekali manusia sholat bersamanya, setelah itu menyebarlah di sekitar Al Masjidil Aqsha sholat tersebut, terus menyebar dan masuk ke rumah rumah manusia lainnya, kemudian tetaplah pada zaman itu diamalkan sholat tersebut yang seolah olah sudah menjadi satu sunnah di kalangan masyarakat sampai pada hari kita ini. Dikatakan kepada laki laki yang pertama kali mengada-adakan sholat itu setelah dia meninggalkannya, sesungguhnya kami melihat kamu mendirikan sholat ini dengan jama`ah. Dia menjawab dengan mudah : “Saya akan minta ampun kepada Allah Ta`ala.”
Kemudian berkata Abu Syaamah : “Adapun sholat Rajab, tidak muncul di sisi kami di Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480 H, kami tidak pernah melihat dan mendengarnya sebelum ini.” (Al Baa`itsu : hal. 32-33).
Fatwa Ibnu As Sholaah tentang sholat Ar Raghaaib, Malam Nishfu Sya`ban

3. Sholat Al Alfiah.
Sesungguhnya As Syaikh Taqiyuddin Ibnu As Sholaah rahimahullah Ta`ala pernah dimintai fatwa tentang hal ini, lalu beliau menjawab :“Adapun tentang sholat yang dikenal dengan sholat Ar Raghaaib adalah bid`ah, hadits yang diriwayatkan tentangnya adalah palsu, dan tidaklah sholat ini dikenal kecuali setelah tahun 400 H, tidak ada keutamaan malamnya dari malam malam yang lainnya. Lihat Hadist hadist ini dalam kitab yang disebutkan di atas hal. 100-101, dan hal. 439-440.

Diterjemahkan dari kitab Al Fawaaid Al Majmu`ah, Al Ahadiits Al Maudhu`ah, karya Syaikhul Islam Muhammad Bin `Ali As Syaukaniy (Wafat : 1250 H)
[Dikutip dari website http://thullabul-ilmiy.or.id/modules/news/artikel.php?storyid=3, judul asli “Hadist-Hadist Palsu Mengenai Keutamaan Bulan Rajab.”, diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu Al Mundzir As Salafiy]

Wasiat Hasan Al-Banna


Hasan Al-Bana, beliau adalah pendiri gerakan Ikhwan yang terkenal di seluruh dunia. Beliau banyak meninggalkan catatan penting dalam sejarah perjuangan Islam modern. Beliau dianggap sebagai pemimpin para Da’i (pendakwah) Islam dunia. Imam Hasan Al Banna lahir di daerah perdesaan diwilayah Mahmudiyah (Mesir) tahun 1906, putra seorang ulama besar Mesir. Sejak kecil telah akrab dengan pendidikan Islam, pengkajian Alqur’an, hadist dan ilmu fiqih dengan berguru pada orang tuanya. Kecerdasan otaknya dibuktikan dengan kemampuannya menghafal kitab suci Alqur’an pada usia 14 tahun. Setiap hari, dalam dakwahnya, ia berjalan kaki tidak kurang dari 20 KM. Beliau menyambangi desa-desa dan dilakukannya tanpa pamrih sedikitpun dari manusia. Ia duduk di warung kopi pada beberapa malam,
menyatu dengan masyarakat yang sebenarnya, dan ia mampu mengingat nama orang yang baru saja ditemuinya walaupun hanya sekali, sehingga orang yang diajak bicara olehnya menjadi simpati.
Dakwah beliau tidak hanya dalam lingkup Mesir, namun sudah berskala internasional. Beliau juga dikenal dekat dengan ulama, dan tokoh-tokoh Indonesia. Ini terbukti ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan dukungannya dan melakukan kontak dengan ulama Indonesia. Bahkan Perdana Menteri M. Natsir pernah berpidato didepan rapat Ikhwanul Muslimin.

Banyak warisan dari Imam Hasan yang sangat menggelorakan semangat dakwah Islam. Berikut ini beberapa di antaranya dari sekian wasiat-wasiatnya:

1. Bangunlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengara adzan walau bagaimanapun keadaannya.

2. Baca, telaah dan dengarkan Al-Quran atau dzikirlah kepada Allah dan janganlah engkau menghambur-hamburkan waktumu dalam masalah yang tidak ada manfaatnya.

3. Berusahalah untuk bisa berbicara dalam bahasa Arab dengan fasih.

4. Jangan banyak berdebat dalam dalam setiap urusan bagaimanapun bentuknya, sebab pamer kepandaian dan riya' itu tidak mendatangkan kebaikan sedikitpun.

5. Jangan banyak tertawa sebab hati yang selalu berkomunikasi dengan Allah (dzikir) adalah tenang dan tentram.

6. Jangan bergurau karena umat yang gigih berjuang tidak berbuat kecuali dengan kesungguhan.

7. Jangan mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan pendengar, karena hal ini akan mengganggu dan menyakiti.

8. Jauhilah dari membicarakan kejelekan orang lain atau melukainya dalam bentuk apapun dan jangan berbicara kecuali yang baik.

9. Kenalkan dirimu kepada saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah mahabbah (kecintaan) dan saling mengenal.

10. Kewajiban kita sebenarnya lebih bertumpuk dari pada waktu yang tersedia, maka manfaatkanlah waktu dan apabila kalian mempunyai sesuatu keperluan maka sederhanakanlah dan percepatlah untuk diselesaikan.

Sumber : http://vierhuzz.blogspot.com/2011/06/10-wasiat-hasan-al-banna.html

Hasil copas :) tapi semoga bermanfaat dan dapat memotivasi diri kita agar menjadi insan yg lebih baik, dan memotivasi kita agar terus semangat dalam jalan dakwah in

Semoga bermanfaat yaaa XD


oleh Ida Rachmawati pada 24 Juli 2012 pukul 9:16 ·


penjelasan seputar hadits huru hara 15 ramadhan

berikut dikutipkan dari Blog Ust. Farid Nu'man (moga Allah senantiasa menjaga beliau):

Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa Ashhabihi  wa Man waalah, wa ba’d: 
                Ada beberapa penanya yang menanyakan hal serupa kepada kami, dan katanya hadits ini sedang ramai beredar dibicarakan FB dan beberapa forum di internet.

                Langsung saja ......., berikut ini adalah teks Arab hadits  yang ditanyakan: 

عن ابن مسعود قال قال رسول الله :  - صلى الله عليه وسلم -  إذا كانت صيحة فى رمضان فإنه يكون معمعة فى شوال وتمييز القبائل فى ذى القعدة وتسفك الدماء فى ذى الحجة والمحرم وما المحرم يقولها ثلاث مرات هيهات هيهات يقتل الناس فيه هرجا هرجا قلنا وما الصيحة يا رسول الله قال هدة فى النصف من رمضان ليلة الجمعة فتكون هدة توقظ النائم وتقعد القائم وتخرج العواتق من خدورهن فى ليلة جمعة فى سنة كثيرة الزلازل والبرد فإذا وافق شهر رمضان فى تلك السنة ليلة الجمعة فإذا صليتم الفجر من يوم الجمعة فى النصف من رمضان فادخلوا بيوتكم وأغلقوا أبوابكم وسدوا كواكم ودثروا أنفسكم وسدوا آذانكم فإذا أحسستم بالصيحة فخروا لله سجدا وقولوا سبحان القدوس سبحان القدوس ربنا القدوس فإنه من فعل ذلك نجا ومن لم يفعل هلك 

            Hadits ini terdapat dalam kitab Al Fitan, karya Nu’aim bin Hammad, Juz. 1, Hal. 228, No. 638. Juga kitab Kanzul ‘Ummal, karya Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi No. 39627.

                Sanad hadits tersebut sebagai berikut, berkata Nu’aim bin Hammad:

حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ قَالَ : حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنِ الْحَارِثِ الْهَمْدَانِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ 

                Berkata kepada kami Abu Umar, dari Ibnu Luhai’ah, dia berkata: berkata kepadaku Abdul Wahhab bin Husain, dari Muhammad bin Tsabit Al Bunani, dari ayahnya, dari Al Haarits Al Hamdani, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ... (lalu disebut hadits di atas)

                Hadits ini memiliki banyak cacat, yakni pada semua perawinya –kecuali Ibnu Mas’ud Radhiallalhu ‘Anhu:

1.       Nu’aim bin Hammad

Beliau termasuk seorang imam, beliaulah yang menyusun kitab Al Fitan sendiri, tetapi  para  imam hadits telah mengkritiknya dengan tajam.  Tentang Beliau dan kitab Al Fitan, Imam Adz Dzahabi berkata:
لا يجوز لاحد أن يحتج به، وقد صنف كتاب " الفتن " فأتى فيه بعجائب ومناكير. 
                “Tidak boleh bagi seorang pun berhujjah dengannya, dan Dia telah menyusun kitab Al Fitan, yang di dalamnya terdapat  banyak keanehan dan kemungkaran.” (As Siyar A’lamin Nubala, 10/609)

Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia orang yang lemah (dhaif).”  Imam Al Azdi mengatakan: “Dia termasuk orang yang memalsukan hadits demi membela sunah.”  Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab mengatakan dalam Tarikh-nya: “Dia memalsukan sebah buku untuk membantah kaum Jahmiyah.”  Oleh karenanya Imam Adz Dzahabi mengatakan tentangnya: “Salah satu imam dunia, yang memiliki kelemahan dalam haditsnya.” (Lihat semua dalam Mizanul I’tidal, 4/267-269)

Ada yang menilainya jujur dan terpercaya, seperti Imam Yahya bin Ma’in, Imam Ahmad, dan Imam Al ‘Ijli, dan Imam Al Bukhari pernah mengambil hadits darinya. (IbidNamun dalam kitab yang lain Imam Ibnu Ma’in pernah mengkritiknya.

Dalam As Siyar disebut oleh Imam Adz Dzahabi, menurut Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab bahwa Nu’aim bin Hammad telah memalsukan satu buku untuk membantah Imam Abu Hanifah dan Muhammad bin Al Hasan, serta memalsukan 13 buku untuk membantah kelompok Jahmiyah.

Shalih Al Jazarah dan Az Zuhri mengatakan, Nu’aim bin Hammad adalah seorang yang memiliki banyak hadits-hadits munkar yang tidak bisa diikuti. Imam Yahya bin Ma’in ditanya tentang haditsnya Nu’aim bin Hammad, beliau menjawab: “haditsnya bukan apa-apa (maksudnya jangan dianggap, pen).”

Ibnu Hammad Ad Daulabi mengatakan: “Nu’aim bin Hammad dhaif.” Ahmad bin Syu’aib, Ibnu Hammad, dan lainnya mengatakan: “Dia memalsukan hadits demi membela sunah, dan memalsukan hikayat para ulama tentang fitnahnya Abu Hanifah, semua adalah dusta.”  Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia telah memasuki batas sebagai orang yang tidak boleh dijadikan hujjah.”

Imam Ibnu Hibban berkata tentang dia: “Suka salah dan bimbang.” Ibnu Yunus mengatakan: “Dia meriwayatkan hadits-hadits munkar dari orang-orang yang bisa dpercaya.” (Lihat semua dalam Siyar A’lamin Nubala, 10/595 – 611)

2.       Abu Umar

Inilah cacat kedua. Abu Umar, dia adalah Hammad bin Waqid Al ‘Isya Ash Shafar. Beliau adalah guru dari Nu’aim bin Hammad.

Abu Umar Hammad bin Waqid ini telah didhaifkan para ulama. Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “dhaif.” Imam Al Bukhari berkata: “munkarul hadits – haditsnya munkar.” Imam Abu Zur’ah dan lainnya: “Layyin –lemah.” Imam Al Fallas mengatakan: “Banyak salah dan wahm (bimbang/ragu).” (Lihat Al Mizan, 1/600)

3.       Ibnu Lahi’ah

Beliau adalah rawi yang terkenal kelemahannya, yakni buruk pada sisi hapalannya, khususnya setelah buku-bukunya terbakar. Ishaq bin Isa mengatakan kitab-kitabnya terbakar pada tahun 169H.

                Diceritakan bahwa Imam Yahya bin Said Al Qaththan  sama sekali tidak mau menganggap hadits Ibnu Luhai’ah.  Imam Abdurrahman bin Mahdi mengatakan: “Saya tidak membawakan haditsnya sedikit atau banyak.” Imam Muslim mencertakan bahwa Waki’, Yahya, dan Ibnu Mahdi meninggalkan hadits Ibnu Lahi’ah.  Imam An Nasa’i mengatakan: “Laisa bitsiqah – bukan orang terpercaya.” Abdurrahman bin Kharrasy mengatakan: “Jangan ditulis haditsnya.”  Abu Zur’ah dan Yahya bin Ma’in mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujjah.” Abu Ishaq Al Jauzajaani mengatakan: “Haditsnya tidak memiliki cayaha, tidak bisa dijadikan hujah, dan jangan diikuti.” (Lengkapnya lihat As Siyar, 8/11-31)

4.       Abdul Wahhab bin Husain

Imam Al Hakim berkata tentang beliau: “Majhuul – tidak dikenal.” (Al Mustadrak No. 8590), Al Hafizh Ibnu Hajar juga berkata tentang beliau: “Majhuul .” (Lisanul Mizan, 4/87)

5.       Muhammad bin Tsaabit Al Bunani

Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “Laisa biqawwi – tidak kuat.” Imam Abu Hatim mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujah dan haditsnya munkar.” Abu Zur’ah berkata: “Layyin – lemah.”  (Imam Abdurrahman bin Abi Hatim, Al Jarh wat Ta’dil, 7/217)

Imam An Nasa’i mengatakan: “Dhaif. Imam Ibnu ‘Adi mengatakan: “haditsnya tidak bisa diikuti.” Imam Al Bukhari mengatakan: “Padanya ada yang pertimbangkan.” (Mizanul I’tidal, 3/495)

6.       Al Haarits Al Hamdani

Dia adalah Al A’war (buta sebelah matanya). Kun-yahnya adalah Abu Zuhair.  Dia juga lemah, bahkan sebagian menuduhnya sebagai pendusta.

Asy Sya’bi berkata: “Bercerita kepadaku Al Haarits Al A’war, dan dia adalah Kadzdzaab –pendusta.” Ibrahim berkata: “Dia tertuduh (sebagai pendusta).” Ibnu Al Madini berkata: “Kadzdzaab.” Yahya bin Ma’in mengatakan: “Dhaif.”  An Nasa’i berkata: “Laisa bilqawwi – bukan orang kuat.” Ad Daruquthni mengatakan: “Dhaif.”  Yahya Al Qaththan mengatakan: “Umumnya apa yang diriwayatkannya tidak terjaga.” Ibnu Hibban berkata: “Beliau orang yang ekstrim tasyayyu’ (condong ke syi’ah), dan haditsnya lemah.”(Mizanul I’tidal, 1/435-437) 

Maka, betapa mengenaskan riwayat ini! Seandainya satu perawi saja yang bermasalah sudah cukup menjatuhkan hadits ini, namun hadits ini  ada enam perawi yang bermasalah, bahkan beberapa di antara mereka ada yang disebut sebagai pemalsu hadits dan pendusta. Oleh karenanya para ulama seperti Imam Adz Dzahabi dalam At Talkhish, Imam Ibnul Qayyim dalam Al Manar Al Munif, Syaikh Al Albani dalam Adh Dhaifah menyebutkan bahwa ini adalah hadits palsu (maudhu’), dan hendaknya kita berhati-hati terhadap riwayat yang semisal ini. (Lihat Syaikh Abdullah Al Faqih, Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah No. 41701. Syaikh Al Albani, As Silsilah Adh Dhaifah No. 6471)

Wa Shallallahu ‘ala Nabiyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam. Wallahu A’lam

mohon disebarluaskan penjelasan ini agar hadits cacat di atas tdk menjadi sumber malapetaka di kalangan kaum muslimin

diambil dari -Girry Jaya Wijaya-

Cara Iblis menyesatkan kita dengan SAJADAH !!!


Siang menjelang dzuhur . salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air

Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"
Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.
Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.
Iblis : "Dengan sajadah !".
Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "
Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"
Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"
Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"
Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".

Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar. kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat sunnah.

Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM
oleh Ilham Hanafi

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons